News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Erupsi Gunung Merapi

Dampak Erupsi Gunung Merapi: 75 Hektar Ladang Terancam Gagal Panen hingga Objek Wisata Ditutup

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Desa Krinjing, kecamatan Dukun, menjadi satu di antara wilayah di Kabupaten Magelang yang terdampak Erupsi Gunung Merapi, pada Sabtu (11/3/2023) siang.

TRIBUNNEWS.COM - Guguran abu vulkanik dari Gunung Merapi yang mengarah ke lahan pertanian warga Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, membuat petani was-was.

Pasalnya, para petani di desa tersebut terancam gagal panen.

Diketahui Desa Krinjing terletak di lereng barat Gunung Merapi, masuk wilayah Kecamatan Krinjing, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Desa ini terutama dusun-dusun di bagian atas desa terletak di radius bahaya utama atau istilahnya Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. 

Setidaknya ada sekitar 75 hektar ladang di Desa Krinjing terancam gagal panen karena abu yang menempel pada sayuran. 

Desa yang terletak di lereng barat Gunung Merapi sekitar 4,5 kilometer dari puncak ini seluruhnya terselimuti abu vulkanik.

Mengutip TribunJogja.com, sejauh mata memandang, dari jalan, bangunan hingga tanaman warga tampak putih pucat tersamarkan abu.

Kepala Desa Krinjing, Ismail, mengatakan ketebalan abu yang menyelimuti wilayahnya sekira setengah sampai satu sentimeter (cm).

Baca juga: Kondisi Sekitar Gunung Merapi Aman Meski Status Siaga, Warga Harus Siap Jika Diminta Mengungsi

Abu-abu ini pun berdampak pada aktivitas pertanian warga. 

"Lahan yang terdampak itu satu desa kena semua, hampir di atas 50-75 hektar," ucap Ismail, Minggu (12/3/2023). 

Adapun lahan-lahan itu ditanami aneka sayuran semisal cabai, buncis, kembang kol, sawi cesin, dan centul (sawi sendok atau pok coy). 

Akibat abu vulkanik itu, harga sayuran berpotensi turun.

Terutama untuk sawi-sawian dan kembang kol. 

"Harga belum tahu tapi pasti turun. Kalau cabai kemungkinan masih bisa tinggi."

"Akan tetapi selain cabai, seperti kembang kol dan lainnya bisa turun semua. Karena kembang kol kalau terkena abu seperti ini (abu) susah dihilangkan, apalagi centul," ungkap Ismail.

Menurutnya, satu-satunya cara untuk menghilangkan abu-abu itu secara bersih adalah dengan air hujan.

Kondisi warga di Dusun Windusajan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang yang terdampak erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3/2023). (Twitter @merapi.undercover)

Baca juga: BPBD DIY Belum Evakuasi Warga Sleman di Lereng Gunung Merapi, Minta Warga Tingkatkan Kewaspadaan

Peternak Beli Rumput

Selain sektor pertanian, abu vulkanik yang menyelimuti Desa Krinjing juga berdampak bagi sektor peternakan.

Bagi para peternak kambing atau sapi di wilayah tersebut, mereka kesulitan untuk mendapatkan rumput.

Kepala Dusun Gendelan, Wusono Jati (36), menyebut para peternak di wilayahnya tidak dapat mencari rumput akibat abu vulkanik.

Warga pun terpaksa pergi ke desa tetangga yang berada di bawah Desa Krinjing, untuk membeli pakan ternak.

"Untuk sementara warga mencari pakan ternak ke bawah (desa tetangga) yang tidak terkena abu. Mereka carinya damen (jerami padi), biasanya rombongan pakai mobil pick up. Nanti mereka beli per bongkok (bundel) Rp6.000."

"Ya sebenarnya lebih mahal (ketimbang cari rumput sendiri).Cuman mau bagaimana, sekarang rumput tidak bisa buat kasih makan ternak," ujar Wusono.

Baca juga: Beda Nasib, Inilah Kondisi Para Petani saat Gunung Merapi Erupsi, Ada yang Santai hingga Gagal Panen

Objek Wisata Ditutup

Selain itu, dampak lain juga diradsakan di sektor pariwisata.

Beberapa destinasi wisata di Kabupaten Sleman yang berdekatan dengan Gunung Merapi ditutup untuk sementara waktu.

Penutupan sementara destinasi wisata di lereng Gunung Merapi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya erupsi susulan.

Hal tersebut diungkap oleh Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro, Minggu (12/3/2023).

"Wisatawan tutup sementara. Bu Kapolsek dan Pak Danramil juga sudah operasi dengan teman-teman untuk (tutup) dulu," kata Bambang dikutip dari TribunJogja.com.

Sementara itu, sebagian warga, kata bambang, juga sudah mengungsi.

Adapun warga yang mengungsi adalah warga di Turgo, Purwobinangun, Kecamatan Pakem.

Baca juga: Jalanan Desa Krinjing Magelang yang Diselimuti Abu Merapi Disemprot Water Canon

Status Level 3 atau Siaga

Diketahui, Gunung Merapi pada Minggu pagi kembali mengeluarkan abu guguran bergerak sejauh 2.000 meter ke arah barat daya Magelang.

Mengutip magma.esdm.go.id, pada Minggu (12/3/2023) pukul 06.00-12.00 WIB, status Gunung Merapi berada pada Level III atau Siaga.

Berdasarkan pengamatan visual, Gunung Merapi terlihat jelas.

Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas sedang tinggi sekitar 30-50 meter dari puncak.

Baca juga: Erupsi Gunung Merapi, Operasional Penerbangan Garuda Indonesia Berlangsung Normal

Adapun rekomendasinya, masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Selain itu, masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi bahaya lahar terutama saat terjadi hujan.

Saat ini potensi bahayanya adalah berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya.

Meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Sementara itu, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJogja.com/Dewi Rukmini/Miftahul Huda)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini