Ia mengatakan sudah lama mengimbau warga untuk tidak lagi melakukan aktivitas penambangan di Gunung Merapi.
“Sudah saya tutup, tidak boleh ada tambang, jadi harusnya tidak ada warga di area tambang."
"Sebagian kan sudah kita tutup, ada yang kita tanam pohon kopi. Itu biar mereka punya pendapatan produksi dari sektor pertanian biar enggak nambang lagi,” paparnya.
Sri Sultan Hamengkubuwono X menjelaskan luncuran abu vulkanik sejauh 7 km yang terjadi saat ini bukan masalah besar.
Ia memastikan erupsi kali ini tidak akan separah yang terjadi pada tahun 2010.
“Kan berbeda, sudah 10 tahun lebih, biasanya hanya empat tahunan. Sekarang memang harus keluar ya memang nyembur, tapi ya hanya 1-2 km, karena yang ditambang kan sekitar situ,” sambungnya.
Sementara itu, Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo menjelaskan, erupsi Gunung Merapi saat ini tidak mengganggu perjalanan kereta api di Yogyakarta.
Menurutnya guguran abu vulkanik tidak sampai ke jalur perlintasan kereta api di wilayah Daop 6.
"Perjalanan normal. Debu hasil erupsi merapi tidak sampai ke jalur KA yang ada di wilayah Daop 6, sehingga masinis juga tidak terganggu jarak pandangnya," ungkapnya.
Ia menambahkan petugas terus siaga untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi dan tetap memastikan kelancaran perjalanan KA.
"KAI tetap mewaspadai segala kemungkinan dengan terus berkoordinasi dan memantau perkembangan dari BMKG serta stakeholder terkait lainnya," tandasnya.(*)