News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Depo Plumpang Terbakar

Pengamat Keselamatan Kerja Ingatkan Pentingnya Zona Penyangga guna Cegah Bahaya Sampai ke Masyarakat

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto udara usai kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam. Keberadaan zona penyangga atau buffer zone sangat diperlukan, karena Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau kilang, misalnya, memang memiliki potensi bahaya sangat besar.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan zona penyangga atau buffer zone sangat diperlukan, karena Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau kilang, misalnya, memang memiliki potensi bahaya sangat besar.

Bahkan, area penyangga tersebut juga bisa melindungi masyarakat jika terjadi kebakaran dan ledakan pada objek vital nasional (Obvitnas) tersebut.

Demikian pendapat ini disampaikan pengamat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Juwari.

Baca juga: Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dapat Uang Kontrakan selama 3 Bulan

“Intinya buffer zone sangat diperlukan. Karena potensi bahaya (di TBBM dan kilang) pasti ada, mulai dari bahaya ringan hingga bahaya yang tinggi risikonya. Dan jika terjadi ledakan, diharapkan efek ledakan hanya sampai buffer zone, tidak sampai ke penduduk,” kata Juwari hari ini (14/3/2023).

Wakil Dekan Fakultas Teknologi Industri dan Rekayasa Sistem (FT-IRS) ITS ini menerangkan, bahaya ringan bisa bersumber dari kebocoran BBM dalam jumlah kecil yang kemudian menyebar (terdispersi).

Namun, imbuhnya, bahaya kecil tersebut bisa menjadi risiko sedang dan besar, jika kebocoran cukup banyak sehingga menyebar ke wilayah yang cukup luas.

Juwari menjelaskan, penyebaran minyak akan menjadi penyebab kebakaran jika sudah mencapai komposisi yang mudah terbakar dan ada pemantik.

Dia menyebutkan sumber pemantik antara lain motor yang lalu lalang.

Bahkan, jika sudah masuk wilayah perumahan, sumber pemantik akan semakin banyak, seperti kompor di dapur atau warung-warung.  

Dan di sinilah antara lain pentingnya buffer zone.

Baca juga: Pengamat Ingatkan Pentingnya Buffer Zone: Sangat Berbahaya Tinggal di Sekitar Objek Vital Nasional

“Jika terdapat buffer zone tentu diharapkan akan memiliki waktu yang cukup sebelum mencapai perumahan.  Karena biasanya terdapat  warning berupa sinyal dari sensor flammable cloud  yang berbunyi,” jelas Juwari.

Juwari menambahkan, kebakaran bisa menjadi penyebab ledakan jika mencapai tangki timbun.

Ledakan tersebut bisa merusak pagar jika kekuatan pagar lebih rendah dari kekuatan ledakan. Nah, dengan adanya buffer zone  inilah diharapkan, efek ledakan hanya sampai area penyangga dan tidak berdampak ke penduduk.

Lantas berapa luasan buffer zone yang optimal?

Menurut Juwari, saat ini sudah terdapat software yang bisa memprediksi luasan area penyangga.

Piranti lunak tersebut akan mensimulasikan seberapa luas area terdampak jika berada pada kondisi terburuk (ledakan tangki).

Insiden Plumpang

Seperti diketahui, kebakaran hebat terjadi di Depo Pertamina Plumpang di Jalan Tanah Merah Bawah Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Jumat (3/3/2023) malam.

Kebakaran tersebut terjadi pada pukul 20.11 WIB setelah sebelumnya pipa bahan bakar minyak (BBM) di area Depo Pertamina meledak.

Kepala Seksi (Kasie) Ops Damkar Jakarta Utara, Abdul Wahid menjelaskan bahwa berdasarkan informasi awal yang didapatkan, pipa yang dialiri oleh BBM tersebut meledak karena tersambar petir.

"Kalau info yang diterima itu kesamber petir," ujar Wahid saat dikonfirmasi, Jumat malam.

Baca juga: Pendapat Guru Besar K3 FKM UI Tentang Kebakaran Depo Pertamina Plumpang

Setelah itu, api pun dengan cepat membesar karena dipicu karena banyaknya BBM di area Depo Pertamina.

Hembusan angin yang kencang di lokasi kejadian lalu membuat api menyambar ke area sekitar hingga pemukiman warga.

Sebanyak 52 unit mobil pemadam dengan 260 petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta dikerahkan ke lokasi kebakaran.

Humas Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Mulat Wijayanto menjelaskan bahwa kebakaran tersebut baru berhasil dipadamkan setelah petugas berjibaku memadamkan api selama lebih dari enam jam.

"Pemadaman dinyatakan selesai pada Sabtu dini hari pukul 02.19 WIB," ucap Mulat dalam keterangannya, Sabtu pagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini