Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginisiasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis keasramaan atau boarding school berbiaya cuma-cuma bernama SMK Negeri Jateng.
SMKN Jateng yang didirikan Ganjar tahun 2014 bukan hanya menekan angka putus sekolah, namun mampu mengentaskan ribuan keluarga miskin.
Indikator tersebut terlihat dari ribuan lulusannya yang terserap di perusahaan bonafid di Tanah Air, maupun menjadi abdi negara.
SMKN Jateng sendiri meliputi tiga wilayah di Jateng, yaitu Kampus 1 di Kota Semarang, Kampus 2 di Pati dan Kampus 3 di Purbalingga.
Tak berhenti dengan tiga sekolah, Ganjar menambah 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten untuk menampung siswa unggul dari keluarga miskin.
Dinamakan SMK Semi Boarding, karena 30 siswa yang lolos seleksi masih belajar dengan siswa reguler meskipun mereka tinggal di asrama.
"Kami serius mengikis kemiskinan. Visinya sekolah ini adalah pelopor, penggerak pemberantasan kemiskinan. Lulusannya setelah lima tahun harus bisa mengentaskan kemiskinan dirinya dan lingkungannya. Juga menggerakan masyarakat tersebut untuk pengentasan kemiskinan daerahnya," kata Ganjar dalam keterangan yang diterima, Kamis (16/3/2023).
Baca juga: Mitigasi Banjir, Orang Muda Ganjar Jabar Buat Gerakan 100 Biopori di Kabupaten Cirebon
Menurutnya, ide SMK ini muncul ketika banyak ditemukan keluarga miskin ternyata berpendidikan rendah.
Sejak saat itu, Ganjar mulai merintis sekolah gratis bagi keluarga tidak mampu agar dapat mengakses pendidikan.
Selain SMKN, Ganjar juga merevitalisasi tujuh SMK di Jateng untuk mewujudkan teaching industry.
Jika SMKN Jateng masih menggunakan dana APBD, maka untuk pengembangan di sekolah tersebut dapat melalui kerja sama dengan pihak swasta.
Kepala SMKN Jateng Kampus 1 Samiran mengatakan, setiap tahun ada 120 siswa yang ditampung, di mana satu rombongan belajar diisi 24 siswa dengan lima disiplin ilmu yaitu teknik bangunan, elektronika, listrik, mesin, dan otomotif.
Visi dan misi sekolah ini senapas program Pemprov Jateng untuk turut serta mengentaskan kemiskinan.
Ketua Umum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK se-Indonesia itu menjelaskan, kurikulum SMKN Jateng mengacu konsep link and match, sehingga memudahkan mereka terserap di pasar industri.
‘’Beberapa kegiatan pembeda di SMK kami adalah adanya proses Pendidikan Dasar Kepemimpinan selama tiga bulan, dan pengawasan pamong selama 24 jam sebagai pengganti orangtua. Mereka juga menggunakan Bahasa Inggris di Hari Senin-Selasa, Bahasa Jawa di Rabu-Kamis dan Bahasa Indonesia di Jumat-Sabtu,’’ ujar Samiran.