News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reshuffle Kabinet

Mentan Syahrul Yasin Limpo: 'Tidak Ada yang Mau Temenan Sama Saya karena Isu Reshuffle Kabinet'

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku dirinya sempat 'ditinggal' orang-orang terdekatnya saat isu soal reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) berembus kencang beberapa waktu lalu.

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengaku dirinya sempat 'ditinggal' orang-orang terdekatnya saat isu soal reshuffle kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) berembus kencang beberapa waktu lalu.

Menurut Syahrul Yasin Limpo, isu reshuffle kabinet beberapa waktu lalu membuat dirinya ditinggalkan banyak orang.

Padahal diakui Syahrul biasanya banyak orang yang mau jalan bersama dirinya.

Apalagi saat itu, pemerintahan sedang sibuk-sibuknya melakukan persiapan jelang penyelenggaraan G20 di Bali.

Baca juga: Hari ini Rabu Pon, Presiden Jokowi Bakal Reshuffle Kabinet ?

"Waktu G20 lagi seru-serunya, saya selalu dipanggil banyak orang. Biasanya banyak mau jalan sama menteri pertanian. Ini tidak ada mau temanan sama saya karena isu reshuffle tinggi," kata Syahrul Yasin Limpo dalam malam peluncuran bukunya di Kampus Unhas, Rabu (15/3/2023).

"Biasanya saya dimintai tanggapan, ini malah menghindar semua," lanjutnya.

Soal 'dijauhi' banyak orang ini juga diungkapkan Syahrul Yasin Limpo dalam bukunya 'The SYL Way'.

Cerita ini tertuang di Halaman 9 buku The SYL Way.

SYL mengangkat judul cerita ini "Lawan Stres dengan Optimisme"

Stres nampaknya telah diriku rasakan....

Karena rasanya, tantangan kerja seperti terasa berlapis.....

Belum lagi orang-orang yang selama ini baik dan dekat..

Agak menjauh ... dan signalnya timbul tenggelam...

Ah, kacau sekali juga ini...

Baca juga: Pengamat Menilai Tiga Menteri ini Bakal Kena Reshuffle Presiden Jokowi 

So, kalau aku biarkan ini ... Rasa stres ini bisa-bisa jadi negatif ...

Padahal kan aku dan kamu sudah kerja habis-habisan dan hasilnya diakui banyak orang , kan ... !

Ayo ... Kita berdoa dan pasrah pada Illahi ... Karena mungkin tekanan ini juga ada, karena semakin banyak kita kerja..

Semakin banyak hasilnya dan juga semakin banyak masalah ...

Juga semakin banyak orang yang sirik karena kita berhasil ... hehe ....

Yah ... Laksana tumbuhan atau pohon,

Semakin tinggi semakin banyak angin, kan ... ? Dan angin-angin itu dalam bentuk tekanan ... Yang akan membuat akar, batang dan daun makin kuat dan subur dan Insya Allah buahnya banyak sehingga banyak orang yang menikmati .....

Tojeng ... ka ini nah ....

Intinya lawan itu stress, bangun optimisme ... Semangat tak pernah kenal menyerah ... Kadang-kadang yang negative ...

Positive thinking ka !!!

Jangan Lupa Kau anak Rajawali Sang Penakluk Benua ...

Baca juga: Menteri LHK Siti Nurbaya Tak Mau Berkomentar saat Ditanya Soal Rumor Reshuffle Kabinet

Bismillah ... G20 adalah kita ...

SYL menyebut karya buku ini merupakan curahan hati mengabdi untuk negeri.

"Buku ini isinya bukan hasil kecerdasan. Kerena cerdas itu kerja dari otak," ujar SYL.

"Tapi buku ini mewakili hati dan perasaan. Karena kecerdasan manusia sudah bisa digantikan mesin," ujarnya.

SYL Tak Diajak Rapat dengan Jokowi

Sebelumnya saat isu reshuffle kabinet sedang gencar-gencarnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil menteri dan kepala lembaga untuk membahas komoditas beras yang mengalami peningkatan harga.

Namun dalam pembahasan ini Jokowi tidak mengajak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang sejatinya persoalan beras merupakan wilayah kerjanya.

Adapun menteri yang dipanggil Jokowi ke Istana Jakarta, Selasa (31/1/2023) yakni Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, dan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Budi Waseso.

"Orang yang diundang saya cuma bertiga urusan beras, ya ini kan masalah penyaluran operasi pasar Mendag itu stabilisasi saya pelaksananya, pak Arief itu yang ngitung neracanya," kata Buwas di Istana Jakarta.

Buwas mengaku tidak tahu alasan Mentan tidak diundang dalam rapat tersebut.

"Saya enggak tahu," ucap Buwas singkat.

Baca juga: Profil Syahrul Yasin Limpo yang Tidak Dipercaya Datanya oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan

Masuk Radar Reshuffle

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai tidak diajaknya Mentan dalam rapat soal beras di Istana oleh Jokowi, membuat dugaan menteri berlatar belakang Partai NasDem tersebut bakal kena reshuffle.

Dedi mengatakan harusnya Mentan SYL ada dalam rapat tersebut lantaran berkaitan dengan beras.

"Memang seharusnya SYL ada dalam rapat jika pembahasannya adalah beras, ia bertanggung jawab soal itu," kata Dedi kepada Tribunnews.com, Selasa (31/1/2023).

Dedi menilai ketiadaan Mentan SYL dalam rapat tersebut menandakan politikus Partai NasDem itu masuk dalam radar reshuffle.

Terlebih, kata dia, Mentan SYL terlihat mengecewakan dalam mengerjakan tugasnya di Kementerian Pertanian.

"Bisa saja ini menandai jika SYL masuk radar reshuffle, terlebih beberapa hal memang Mentan terlihat mengecewakan," ucapnya.

Dedi pun mencontohkan terkait data Kementan soal pasokan pangan yang rupanya tidak sesuai dengan kenyataan.

"Mentan nyatakan pasokan dalam situasi aman, tetapi justru ada data lain yang menyatakan perlu lakukan pembelian dari negara lain, ini jelas mengecewakan," ungkapnya.

Mulai Diserang

Menjelang akhir tahun lalu, Mentan mulai 'diserang' oleh rekan kerjanya di Kabinet Indonesia Maju.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) secara blak-blakan tidak percaya data Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo soal data beras di dalam negeri.

Hal tersebut disampaikan Zulkifli dalam webinar bertema "Polemik Impor Beras Akhir Tahun" yang berlangsung secara virtual, Selasa (27/12/2022).

"Kata Mentan kita surplus 7 juta ton beras. Ya saya percaya saja tapi hati saya kata lain," kata Zulkifli Hasan.

Menurut Zulkifli, surplus beras biasanya ditandai dengan produktivitas pertanian yang turut memadai. Misal, kelengkapan pasokan pupuk hingga kondisi irigasi yang baik.

"Lah ini pupuknya kurang, terus irigasinya tidak pernah mau menyaingi sebagus yang punya pak Harto belum pernah ada. Obat-obatan tidak terkendali harga pasar, pupuk waktu tanem nggak ada nanti kalau panen baru ada lagi. Jadi saya juga sebetulnya enggak percaya itu ada ada stok 7 juta itu," tuturnya.

Zulhas mempertanyakan data surplus beras yang disebut Mentan itu bersumber dari mana.

Sebab, kata dia, faktanya lahan pertanian untuk beras setiap tahun mengalami pengurangan.

"Kemudian lahannya tambah kurang bukan tambah lebih. jadi kalau produksi padi tiap tahun naik, itu dari mana dasarnya naik-naik itu," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menjamin pasokan beras Indonesia aman. Menurutnya, stok beras Indonesia surplus 10 juta ton.

"(Stok beras) aman dong. Kita punya stok dan neraca kita masih surplus 10 juta ton. Dimana persoalannya? Kamu mau berapa ton? Mau beli berapa, ayo," ujar Mentan saat dijumpai di kantornya, Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Hanya saja, Mentan SYL enggan untuk berkomentar terkait penyebab kenaikan harga komoditas beras.

Sebab, menurut dia, persoalan kenaikan beras bukan menjadi tugas dan tanggung jawabnya, kecuali yang berkaitan dengan stok.

"Kalau untuk harga jangan tanya Kementan, masalah produktivitas neraca kita plus, kalau bawa beras jual kemana itu bukan (urusan) saya, bukan tupoksi saya," ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan data Perum Bulog per 22 November 2022, stok cadangan beras pemerintah (CBP) hanya 426.573 ton. Artinya, jumlah stok yang tersedia menipis.

Oleh sebab itu, untuk memenuhi ketersediaan beras, Bulog berencana akan impor beras sebanyak 500.000 ton untuk memenuhi CBP di tahun 2022 hingga awal 2023.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Blak-blakan Dijauhi Kala Isu Reshuffle Berhembus

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini