News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Curhat Megawati Merasa Dibully Wartawan: Saya Tahu Dia Disuruh

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri hadir di peringatan HUT ke-9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diselenggarakan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/3/2023). Megawati Soekarnoputri meluapkan keluh kesah mengenai pemberitaan dirinya di media massa.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri meluapkan keluh kesah mengenai pemberitaan dirinya di media massa.

Keluh kesah itu disampaikannya saat memberikan arahan sebagai Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam HUT ke-9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang diselenggarakan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Minggu (19/3/2023).

Baca juga: Ketua Umum Apdesi Sebut Kehadiran Megawati di HUT ke-9 UU Desa Sebagai Ketua BPIP

Awalnya, Megawati menyinggung politisi yang bermain dua kaki menjelang Pemilu 2024.

"Di tahun ini politik sekarang itu seperti orang berdansa. Kenapa? Karena lagi mikir, 'Aku melo ngono atau aku melo ngono atau melo dua duane,' sing akhire pingsan dewe," ujarnya sembari duduk di atas panggung mengenakan kacamata hitam.

Bahkan dia menyebut politisi yang bersikap demikian sebagai orang munafik.

Menurutnya, hal itu berbanding terbalik dengannya yang terang-terangan menyatakan sikap di hadapan publik.

Baca juga: Persoalan Bangsa serta Pemilu 2024 jadi Isi Bahasan Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana Merdeka

"Banyak orang sekarang yang menurut saya munafik, sembunyi dia. Kalau saya ya ini hadap-hadapan," katanya.

Megawati kemudian menyadari bahwa ucapannya itu berpotensi viral. Namun dia merasa sudah kebal menghadapi berbagai pemberitaan yang dianggapnya sebagai perundungan.

"Saya tinggal nunggu, wartawan bully saya apa enggak," ujarnya.

Selain merasa di-bully atau dirundung, Megawati juga mengaku tahu bahwa wartawan seperti itu merupakan suruhan pihak tertentu.

Baca juga: Jokowi dan Megawati Bertemu 3 Jam di Istana Merdeka, Ini yang Dibahas

Sikap seperti itu juga dianggap Megawati tak mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan Kode Etik Jurnalistik. Saking kesalnya, dia sampai salah menyebut Kode Etik Jurnalistik menjadi Kode Edit Jurnalistik.

"Saya tahu dia disuruh, tapi dia tidak mengenal Pancasila dan tidak mengenal apa namanya Kode Edit, Kode Etik Jurnalistik," kata Megawati.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini