TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Bisnis rental mobil memiliki risiko yang amat besar, terlebih unit kendaraan yang diserahkan ‘lepas kunci’ kepada penyewa.
Kasus penembakan terhadap korban pengusaha rental mobil di Tangerang kembali mengingatkan betapa pentingnya koneksi di antara pemilik usaha rental.
Ilyas Abdurahman menjadi korban penembakan oleh oknum prajurit TNI AL saat melakukan pengejaran unit kendaraan yang akan digelapkan oleh sindikat kejahatan.
Artinya, mobil yang disewa itu memang akan dijual secara ilegal oleh penadah.
Ironinya, aksi kejahatan ini melibatkan oknum anggota TNI yang saat ini sudah ditangkap dan ditahan Puspom TNI AL.
Agam Muhammad Nasrudin (26), anak dari Ilyas Abdurahman, mengalami langsung beberapa praktik kejahatan dalam bisnis rental mobil Makmur Jaya.
Menurutnya, kendaraan Honda Brio yang disewa oleh pria bernama Ajat Sudrajat kemudian dijual ke seorang penadah hingga berujung penembakan peristiwa satu di antara yang terbesar.
“Ini kasus yang paling besar sebelumnya ada kasus pegadaian,” ucapnya.
Agam menuturkan sebagai pengusaha rental mobil, ada beberapa kewaspadaan seperti memasang lebih dari 5 GPS.
Apabila satu atau dua di antara GPS terputus, sudah menjadi pertanda mobil yang disewa itu akan digelapkan.
Dia menilai sesama pemilik rental mobil memiliki jaringan, sehingga sewaktu-waktu ada kendaraan yang akan digelapkan dapat dimonitor keberadaannya.
Baca juga: Bermodal Empat Potong Baju, Awali Kisah Rantau Ilyas Abdurahman Hingga Menjadi Bos Rental Mobil
Kejadian tersebut beberapa kali terjadi, meski nyawa jadi taruhannya.
Sekitar setahun yang lalu, bos rental Makmur Jaya mengalami kejadian mobil yang disewa malah ditemukan sudah digadaikan oleh penyewanya ke seseorang.
Yaitu berupa mobil Honda City hitam yang digadaikan pasangan suami istri.