Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Effendy Choirie alias Gus Choi merasa kehilangan Zulfan Lindan.
Zulfan Lindan dietahu memutuskan untuk mengundurkan diri dari Partai NasDem pada Selasa (21/3/2023).
"Saya secara pribadi merasa kehilangan Bang Zulfan," kata Gus Choi saat dikonfirmasi, Rabu (22/3/2023).
Menurutnya, Zulfan merupakan sosok yang baik, kritis, dan terbuka kepada semua kader.
"Bang zulfan senior yang baik, kritis, dan terbuka," ujar Gus Choi.
Terpisah, setelah memutuskan mundur dari Partai NasDem, Zulfan belum merencanakan untuk bergabung dengan partai politik (parpol) lain.
"Sampai saat ini belum ada rencana pindah ke parpol lain," kata Zulfan.
Zulfan mengatakan hingga kini dirinya masih ingin independen sejak memutuskan mundur dari Partai NasDem.
Baca juga: Zulfan Lindan Ungkap Alasan Mundur dari NasDem, Singgung Anies Antitesa Jokowi
"Masih ingin independen dulu," ujarnya.
Menurutnya, dirinya berniat mundur dari Partai NasDem sejak dinonaktifkan dari kepengurusan seusai menyebut Anies Baswedan merupakan antitesis Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Sejak saya menyatakan Anies adalah antitesa Jokowi dan Ketua Umum nonaktifkan saya. Sejak itu saya sudah berniat mundur dari NasDem," ucap Zulfan.
Kendati demikian, Zulfan memastikan pengunduran dirinya tak terkait dukungan NasDem ke Anies.
Baca juga: Zulfan Lindan Sebut Ganjar & Prabowo Mesti Bersatu Jika Anies Maju Capres: Kalau Terbelah Bisa Kalah
"Saya kira tidak terkait dengan soal Anies," ujarnya.
Zulfan mengatakan pengunduran dirinya tak dikomunikasikan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.
"Enggak perlu lah dikomunikasikan. Ini kan sikap dan keputusan pribadi," ujarnya.
Anies Antitesis Jokowi
Adapun Zulfan sempat mengatakan mantan Gubernur DKI Jakarta itu merupakan antitesis Presiden Jokowi.
Hal tersebut dikatakan oleh Zulfan sebagai satu dari antara banyak alasan kenapa Partai NasDem mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu 2024.
Ia juga menegaskan NasDem telah mengkaji hal ini melalui pendekatan dialetika filsafat.
“Ini sudah kita kaji dengan filsafat pendekatan dialetika, dengan pendekatan filsafat Hegel. Pertama apa, Jokowi ini kita lihat sebagai tesis, berpikir dan kerja, itu Jokowi. Tesis kan begitu, Jokowi. Lalu kita mencari anti-tesa. Dari antitesis Jokowi ini yang cocok itu Anies. Apa artinya? Dia berpikir secara konseptualisasi,” ujar dalam acara Adu Perspektif Total Politik yang berlangsung daring, Selasa (11/10/2022) malam.
Dengan Anies sebagai antitesis, Zulfan berharap hal ini akan berbuntut lebih dahsyat lagi bahkan hingga pada Pemilu 2029.
Lebih lanjut, Zulfan menegaskan sosok yang ia sebut antitesis ini hanya ada pada figur Anies.
Sedangkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga digadang-gadang maju pilpres tidak memiliki antitesis tersebut.
“Diharapkan dari dua ini dari Jokowi, kemudian dari Anies, sintesanya akan lebih dahsyat lagi nanti 2029,” ujarnya.
“Karena memang kalau misalnya Ganjar dari tesa ke tesa, enggak ada anti-tesa. Prabowo dari tesa ke tesa,” ucap Zulfan.