TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir telah menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait batal digelarnya Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Diketahui, Erick Thohir menemui Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat (31/3/2023) kemarin.
Pertemuan tersebut membahas hasil pertemuan dengan Presiden FIFA terkait batalnya Indonesia menjadi tuan rumah ajang Piala Dunia U-20 2023.
"Alhamdulilah saya sudah bertemu dengan bapak Presiden Jokowi untuk melaporkan secara detail dari hasil meeting dengan Presiden FIFA."
"Dan juga saya juga membawa surat dari Presiden FIFA yang saya langsung berikan kepada bapak Presiden," ungkap Erick Thohir, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (1/4/2023).
Setelah membaca isi surat dari FIFA tersebut, Presiden Jokowi pun mengutus Erick Thohir untuk bertemu kembali dengan Presiden FIFA.
Baca juga: Agustiar Sabran Yakin Erick Thohir Punya Solusi Bangkitkan Sepakbola Indonesia
"Bapak Presiden menginstruksikan langsung kepada saya agar kembali membuka pembicaraan bersama FIFA," ujar Erick.
Pembicaraan tersebut untuk membahas mengenai Indonesia agar tetap menjadi bagian keluarga dari FIFA.
Diketahui, total anggota dari FIFA berjumlah 216 dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Erick pun mengatakan bahwa Presiden tidak ingin Indonesia nantinya terkucilkan dari persepakbolaan dunia.
"Bahwa Presiden tidak mau kita terkucilkan dari peta persepakbolaan dunia," katanya.
Terkait hal itu, Ketum PSSI akan berusaha memperhatikan transformasi sepak bola Indonesia.
Ia pun akan kembali melakukan negosiasi dengan FIFA untuk menghindari sanksi yang akan diberikan oleh pihak FIFA.
"Saya juga akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi kepada FIFA untuk menghindari sanksi yang bisa terjadi," ujarnya.
Erick Thohir Bocorkan Sanksi Terburuk FIFA
Terkait FIFA membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir membocorkan satu spekulasi sanksi yang menjadi ketakutannya.
Hal tersbut disampaikan Erick dalam sesi tanya jawab saat melakukan jumpa pers setelah batalnya Piala Dunia U20 2023 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (31/3/2023).
"Sanksi terberat yang tidak kita harapkan kita tidak bisa mengikuti kompetisi sepak bola di seluruh dunia sebagai Timnas (Indonesia) dan klub. Dan Itu pernah terjadi untuk kita pada tahun 2015 lalu," ujar Erick Thohir.
"Dan tentunya itu yang terberat karena kita akan menyendiri. Pembinaan usia dini, pendidikan wasit akan terasa sia-sia," harap Erick Thohir.
Erick Thohir takut akan sanksi pembekuan bagi PSSI yang dapat berimbas kepada Timnas Indonesia dan Liga Nasional.
Nantinya Timnas Indonesia tidak bisa mengikuti Piala Asia, Piala Dunia dan Piala AFF.
Bisa jadi agenda FIFA Match Day kontra Burundi pekan lalu, menjadi ajang terakhir Timnas Indonesia di kalender resmi FIFA.
Sedangkan bagi klub yang menjuarai Liga 1, tidak bisa berajang di AFC Cup, serta Kampiun Liga 1 tidak akan bertanding bersama jajaran klub terbaik kawasan Asia Tenggara.
Seperti yang diterangkan Erick Thohir pada pernyataannya, PSSI pernah mendapatkan sanksi serupa pada tahun 2015.
Saat itu Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membekukan PSSI.
(Tribunnews.com/Ifan/Bayu Satriyo Panegak)