Dalam persidangan tersebut, Haris didakwa dengan Pasal 27 ayat (3) juncto Pasal 45 ayat (3) UU ITE tentang pencemaran nama baik juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan atau Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan atau Pasal 310 ayat (1) juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Dalam keterangannya setelah sidang, Haris mengatakan bahwa dakwaan terhadap dirinya banyak yang tidak sesuai dan dia merasa difitnah oleh dakwaan tersebut.
"Ada banyak dakwaan yang menurut saya justru fitnah ke saya dan Fatia," ujarnya
"Dakwaannya banyak yang tidak sesuai keterangan dan juga bukti yang dilakukan dalam proses penyidikan," imbuhnya.
Dalam persidangan tersebut juga terlihat hadir mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Novel mengaku kedatangannya tersebut untuk memberikan dukungan terhadap Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
"Saya datang ke sini khusus untuk menyampaikan dukungan kepada mas Haris Azhar dan Fatia,", ujar Novel Baswedan.
Sementara itu, kuasa hukum Haris Azhar, Agus Dwi Prasetyo mengatakan bahwa pelaporan tersebut bukan hanya serangan terhadap Haris Azhar dan Fatia, tetapi juga serangan ke semua orang.
"Ini adalah serangan kepada mereka yang berkerja untuk kemanusiaan, mengangkat isu-isu keadilan di Papua, mengangkat isu-isu eksploitasi sumber daya alam di Papua," ujarnya.
Haris Azhar akan kembali menjalani sidang pada 17 April mendatang.
Baca juga: Ditanya Hakim Soal Tempat Lahirnya, Haris Azhar Menjawab Lahir di Rumah Sakit
Sebelumnya, kasus ini berawal dari percakapan antara Haris dan Fatia di kanal YouTube milik Haris Azhar.
Video tersebut diunggah dengan judul "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! jenderal BIN Juga Ada!! NgeHAMtam".
Kemudian Mereka berdua dilaporkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan atas dugaan pencemaran nama baik.
Luhut merasa nama baiknya dicemarkan karena dalam video tersebut Haris dan Fatia menyebut Luhut "bermain" dalam bisnis tambang di Intan Jaya Papua.