News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT TNI AU

Arti Swa Bhuwana Paksa dalam Lambang TNI Angkatan Udara

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lambang TNI AU atau Swa Bhuwana Paksa - Simak arti Swa Bhuwana Paksa dalam lambang TNI Angkatan Udara (AU), tulisan motto Swa Bhuwana Paksa berada dipita yang terletak di tengah lambang.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah arti Swa Bhuwana Paksa dalam lambang TNI Angkatan Udara (AU).

Swa Bhuwana Paksa merupakan lambang TNI AU yang berwujud burung garuda yang sedang merentangkan kedua sayapnya, dan mencengkram lima buah anak panah di atas perisai yang berlukiskan peta Indonesia.

Tulisan motto "Swa Bhuwana Paksa" berada dipita yang terletak di tengah lambang TNI AU.

Burung Garuda tersebut dilingkari oleh dua untai manggar atau bunga kelapa yang kedua pangkalnya bertemu di bawah perisai dengan bagian kiri dan kanan perisai terdapat lidah api.

Lantas apa arti motto Swa Bhuwana Paksa dalam lambang TNI Angkatan Udara?

Simak penjelasan mengenai arti Swa Bhuwana Paksa dan aspek dari lambang TNI AU, mengutip dari laman resminya, berikut ini.

Baca juga: HUT ke-77 TNI AU, 9 April 2023: Sejarah, Tema, dan Link Twibbon

Arti Swa Bhuwana Paksa

Motto “Swa Bhuana Paksa” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Sayap Tanah Air.

Kata sayap diartikan pula sebagai pelindung, jadi semboyan Sayap Tanah Air atau “Swa Bhuana Paksa”.

Arti Swa Bhuana Paksa dalam bahasa Sansekerta merupakan proyeksi dari pada tugas TNI AU.

Yaitu mewujudkan pertahanan nasional di udara untuk melindungi keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas maupun kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebelum mengenakan Motto “Swa Bhuana Paksa”, TNI AU menggunakan motto “Alae Patriae”.

Lambang tersebut merupakan rancangan awal lambang AURI yang kemudian oleh panitia memenuhi persyaratan sayembara.

Mengingat situasi dan kondisi tahun 1949 sangat memerlukan lambang, maka rancang awal lambang AURI tersebut meskipun belum diresmikan, sempat digunakan dalam surat-surat dinas AURI.

Pada tahun 1950 tanpa mengurangi isi motto yang telah ditentukan, diusahakan suatu motto dalam bahasa Sansekerta atauJawa Kuno.

Untuk itu LU II R.J. Salatun memerintahkan Letnan Muda Udara II Agus Suroto menghubungi Prof. Dr. R. Ng. Purbotjaroko seorang mahaguru ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.

Hal itu untuk meminta petunjuk tentang motto lambang AURI.

Prof. Dr. R. Ng. Purbotjaroko memberikan dua motto yaitu “Ring Angkasa Ring Angkasa Juga” (Sekali di Udara tetap di Udara) dan “Swa Bhuana Paksa” (Sayap Tanah Air).

Untuk tidak merubah pengertian yang sudah ada, kemudian kedua motto ini setelah diteliti dan dipelajari, maka panitia menetapkan lambang AURI mengalami perubahan hanya mottonya saja.

Dari “Alae Patriae” menjadi “Swa Bhuanan Paksa” dengan tulisan S pakai titik di bawahnya (S).

Baca juga: HUT ke-77 TNI Angkatan Udara, Ini Pesan dan Harapan Menhan Prabowo

Makna Lambang Swa Bhuanan Paksa

Burung Garuda adalah seekor burung atau mahluk udara yang kondisi maupun struktur tubuhnya kuat, gagah, anggun dan memiliki keberanian yang melebihi burung-burung lainnya bahkan sering dikatakan sebagai rajanya burung.

Sifat yang demikian sering digunakan sebagai lambang keperwiraan, kejantanan, keberanian, kegagahan, dan sebagainya, atau dengan kata lain sebagai lambang kekuatan di udara.

Sifat-sifat tersebut tidaklah meleset sedikitpun dari sifat yang demikian oleh TNI AU dalam hubungannya dengan tugas dan fungsinya.

Terutama sebagai penegak kedaulatan di udara yang memiliki ciri khas yaitu kecepatan, jarak capai dan kemampuan manuver.

Pita bertuliskan motto “Swa Bhuwana Paksa” berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki arti sayap tanah air.

Kata sayap diartikan pula sebagai pelindung, yang menjadi semboyan sayap tanah air atau “Swa Bhuwana Paksa” sebagai wujud tugas TNI AU dalam mewujudkan pertahanan nasional di udara.

Baik untuk melindungi keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas, maupun kepentingan NKRI.

Pada lambang TNI AU, Burung Garuda digambarkan sedang mencengkram lima buah anak panah.

Hal tersebut yang mana dalam warisan nenek moyang panah menjadi salah satu senjata utama bagi ksatria di medan perang.

Secara analogi, lima anak panah melambangkan lima tiang negara atau Dasar Negara Pancasila, kondisi inilah yang menunjukkan adanya perpaduan erat antara sistem senjata TNI AU dengan lima dasar NKRI.

Cengkeraman lima anak panah juga memiliki makna bahwasannya TNI AU dengan alut sista udaranya dalam melaksanakan tugas selalu berpegang teguh pada lima dasar negara, yaitu Pancasila.

Sementara Perisai bergambarkan peta Indonesia melambangkan bahwasannya TNI AU adalah perisai bagi negara.

Serta memiliki tugas mempertahankan keamanan nasional di udara NKRI.

Lidah api berjumlah 4 dan 5 di sebelah kanan dan kiri perisai melambangkan angka keramat tahun 45.

Baca juga: Hari TNI AU Ke-77, Jokowi Berharap TNI AU Menjadi Modern dan Tangguh di Usia Ke-77

Artinya bahwa negara yang dilindungi adalah NKRI yang lahir dalam kancah api perjuangan revolusi 45, sesuai Pancasila dan UUD 1945.

Sedangkan Manggar sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

Pohon kelapa merupakan tumbuhan yang serba guna, mulai daun sampai akarnya.

Manggar juga biasa dijadikan lambang keberuntungan atau kesejahteraan.

Oleh TNI AU, manggar dimaknai sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan NKRI.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini