TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menanggapi soal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang prajurit TNI yang sedang bertugas di Distrik Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).
Listyo Sigit Prabowo mengatakan, Panglima TNI telah memerintahkan kepada para personel untuk melakukan upaya penegakan hukum terkait penyerangan yang dilakukan oleh KKB kepada para TNI yang sedang bertugas untuk menyelamatkan pilot Susi Air.
"Saat ini Panglima TNI telah menugaskan ke personel-personel untuk segera melakukan langkah-langkah penegakan hukum terkait adanya penembakan tersebut," ungkap Listyo Sigit Prabowo, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (17/4/2023).
Ia juga menuturkan bahwa pihaknya akan menjaga masyarakat yang berada di sekitar kejadian tersebut.
"Menjaga juga masyarakat yang ada di sekitar agar tidak terdampak. Upaya-upaya tersebut sedang dilakukan," ujar Listyo Sigit.
Diketahui, penyerangan oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya itu terjadi saat satuan tugas yang ditempatkan di wilayah itu sedang menjalankan tugas untuk menyelamatkan pilot Susi Air, Philip Mark Merthens.
Baca juga: Berangkat ke Papua, Panglima TNI Pertimbangkan Tambah Pasukan dan Alutsista Usai Penyerangan KKB
Akibat penyerangan tersebut, satu prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin yang merupakan anggota Satgas Yoniof R/321 GT gugur dalam baku tembak dengan KKB.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono, mengungkapkan kejadian baku tembak prajurit dengan Kelompok Separatis Teroris (KST) di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada Sabtu lalu.
Julius Widjojono mengatakan, satu prajurit diketahui terjatuh ke dalam jurang saat melakukan adu tembak dengan KKB.
"Satu (prajurit) terjatuh di (jurang) kedalaman 15 meter. Dan ketika mencoba untuk menolong mendapatkan serangan ulang," kata Julius, dikutip dari TribunToraja.com.
Pihak TNI pun mengalami kendala dalam mendapatkan informasi terkait peristiwa tersebut.
Panglima TNI juga telah memerintahkan untuk melakukan pencarian secara terus menerus untuk menelusuri atas kejadian yang menewaskan parjaurit TNI itu.
"Kami kesulitan untuk menghubungi karena kondisi cuaca yang tidak menentu. Untuk itu Panglima TNI secara terus menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal. Itu saja yang saya sampaikan," kata dia.
Terkait peristiwa itu, Panglima TNI juga melakukan evaluasi.