"Yang dikhawatirkan bukan lagi tsunami, namun masih ada kemungkinan gempa susulan yang semakin lemah," tambahnya.
Selama rumah dipastikan masih utuh, tidak rusak, tidak retak, masyarakat diimbau kembali ke rumah masing-masing.
Jika rumah dalam kondisi rusak atau retak, untuk tidak berada di lokasi yang rusak atau retak itu, untuk kemudian mencari lokasi yang lebih aman.
"Ini sudah semakin lemah, kalau rumah utuh, silahkan ke rumah, InsyaAllah tidak tsunami," ujar Dwikorita.
Belum Ada Laporan Kerusakan
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, saat ini pihaknya belum menerima laporan kerusakan infrastruktur akibat gempa bumi M 7,3 yang di-update menjadi M 6,9 yang mengguncang Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (25/4/2023) pukul 03.00 WIB.
"Hingga pagi ini pukul 06.00 WIB, kami belum menerima informasi adanya kerusakan infrastruktur dari BPBD di daerah," kata Abdul Muhari melalui zoom meeting.
"Pengamatan visual di lapangan di Padang tidak ada kerusakan rumah dan infrastruktur lain," tambahnya.
Informasi dari Kabupaten Kepulauan Mentawai menyebutkan, masyarakat di Desa Sikabaluan Siberut Utara dan Sigapokna di Siberut Barat masih bertahan di ketinggian.
'Pengalaman tsunami Mentawai 2010 masih sangat membekas, sehingga masyarakat memilih masih bertahan di tempat evakuasi," ujar Abdul.
Pihaknya masih berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan kabupaten/ kota, meski peringatan dini tsunami diakhiri, masyarakat harus tenang namun tetap siaga.
Menurutnya, gempa yang dirasakan ialah dalam skala IV hingga V MMI. "Dinding dan kaca berderik, barang-barang diatas meja bergeser," kata dia.
Laporan reporter Rezi Azwar | Sumber: Tribun Padang