TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 291 warga negara Indonesia (WNI) masih terjebak di Sudan.
Upaya mengevakuasi 291 WNI di Sudan, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengirim pasukan elit Komando Pasukan Gerak Cepat ( Kopasgat).
Anggota Kopasgat yang dikirim ke Sudan itu tergabung dalam Satgas berjumlah total sebanyak 39 personel dari TNI dan tenaga kesehatan.
Negara yang terletak di timur laut benua Afrika terjadi konflik antara pasukan paramiliter RFS (Rapid Support Forces) yang berupaya mengkudeta pemerintahan Sudan.
Lebih jauh Yudo menjelaskan pelibatan pasukan elite ini dilakukan karena potensi ancaman yang bisa saja datang dari paramiliter di Sudan.
"Kemungkinan besar karena itu sesama militer dan paramiliter."
"Tentunya sangat besar potensinya sehingga kemarin kan ada jeda kemanusiaan, istilahnya gencatan senjata untuk memberikan ruang bagi WNA di evakuasi," jelas Yudo.
"Rata-rata kemarin ada informasi lagi dari jeda itu ternyata ada serangan lagi."
"Makanya kita kirim Tim Kopasgat yang nantinya akan mengamankan di bandara tempat untuk evakuasi," jelasnya.
Kopasgat adalah pasukan elite TNI AU yang memiliki kemampuan tiga matra, yaitu udara, laut, darat.
Pasukan ini dikenal sebagai Korps Baret Jingga. Meski demikian, lanjut Yudo, TNI tak mau terlibat secara militer lebih jauh dalam operasi kemanusiaan ini.
Dia memastikan akan memantau bagaimana perkembangan situasi di sana.
"Sementara ini belum. Kita tidak mau mencampuri urusan dalam negeri mereka."
"Kecuali kalau betul-betul terancam WNI. Nanti akan ada perintah lebih lanjut," tuturnya.