Ketupat atau Kupat adalah singkatan dari Ngaku Lepat (Mengakui Kesalahan) dan
Laku Papat (Empat Tindakan).
Prosesi Ngaku Lepat diimplemantasikan dengan tradisi sungkeman yaitu seorang anak bersimpun memohon maaf dihadapan orang tuanya.
Dari tradisi itu kita diajarkan supaya menghormati orang yang lebih tua, memohon maaf, meminta bimbingan dan ridhonya.
Selain itu, orang yang lebih tua akan mengasihi dan membimbing yang lebih muda.
Simbol tradisi sungkeman atau meminta maaf itu berupa ketupat.
Baca juga: Cara Membuat Ketupat yang Pulen, Ini Tips Cara Mengisi dan Memasaknya
Sementara itu, istilah Laku Papat diperkenalkan olah Sunan Kalijogo menggunakan empat kata; Lebaran, Luberan, Leburan dan Laburan.
Lebaran berarti akhir atau usainya waktu bulan puasa Ramadhan dan bersiap menyongsong hari raya Idul Fitri, dikutip dari laman Desa Jatimulyo, Kec. Petanahan, Kab. Kebumen.
Luberan bermakna melebur, maknanya membudayakan berbagi kepada orang yang tidak mampu agar harta kita juga menjadi suci.
Sedangkan Leburan bermakna habis atau menyatu.
Artinya, lebaran untuk saling melebur dosa dengan cara meminta maaf dan memberi maaf.
Sementara itu, Laburan dari kata labur atau kapur.
Kapur merupakan zat pewarna berwarna putih yang bisa digunakan untuk menjernihkan benda cair.
Maknanya, tradisi bermaafan saat lebaran digunakan untuk menjaga kesucian lahir dan batin.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Lebaran Ketupat