TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah temuan baru terkait kasus Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur (Jaktim), AKBP Buddy Alfrits Towoliu, ditemukan tewas mengenaskan di rel kereta api (KA) Stasiun Jatinegara disampaikan Polres Metro Jakarta Timur.
Satu di antaranya adalah AKBP Buddy bebas dari narkoba.
Hal itu disampaikan Kabid Kimbiofor Bareskrim Polri, Kombes Pol Wahyu Marsudi melalui konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur.
Wahyu juga mengungkapkan, dari seluruh barang bukti yang ditemukan tersebut dapat disimpulkan seluruhnya negatif.
Mulai dari pemeriksaan pestisida hingga tes nerkoba dipastikan negatif.
"Ternyata setelah kita lakukan secara detail, teliti, dengan metode-metode yang kita tentukan di Labfor, dari keenam barang bukti yang kita terima tersebut, ternyata kita dapatkan hasil untuk pestisida seluruhnya negatif, arsenik seluruhnya negatif, sianid seluruhnya negatif, alkohol negatif, dan narkobanya negatif."
Baca juga: Bukan Paman AKBP Buddy, Fondel Towoliu Cabut Pernyataan Cyprus Soal Kejanggalan Kematian Sepupunya
"Dari sini maka kita berani menyimpulkan, dari seluruh barang bukti yang kita terima dari penyidik terkait dengan darah korban, urine, potongan hati, rambut, swab kuku kanan dan kiri, semuanya tidak terdeteksi adanya narkoba, alkohol, pestisida, arsen, dan sianid," ungkapnya.
"Jadi, kita dari sisi toksikologi sudah memastikan tidak terkandung material tersebut," tambahnya.
Dari seluruh barang bukti yang ditemukan itu, Wahyu berharap hal tersebut akan memudahkan tim kedokteran forensik untuk menyimpulkan penyebab kematian AKBP Buddy.
Dalam kesempatan itu polisi juga membantah 2 pernyataan Cyprus A Tatali yang sebelumnya mengaku sebagai paman Buddy, yang belakangan diketahui ternyata hanya sebatas teman dekat.
Berikut dua bantahan tersebut.
1. Polri bantah soal adanya panggilan telepon misterius
Polda Metro Jaya membeberkan hasil pemeriksaan terkait tewasnya Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu.
Kepolisian membantah soal adanya panggilan misterius atau orang tak dikenal sebelum AKBP Buddy tewas tertabrak kereta di dekat Stasiun Jatinegara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, semua panggilan masuk dan keluar adalah orang yang dikenal oleh AKBP Buddy.
Bukti itu didapat kepolisian ketika memeriksa ponsel milik AKBP Buddy yang saat itu dibuka dan disaksikan langsung oleh sang istri.
"Hanya ada enam panggilan yang masuk," kata Kombes Trunoyudo, Senin (1/5/2023) saat konferensi pers.
"Dan enam ini semua dikenal karena kita membuka handphone ini bersama istri, jadi yang bisa membuka dan punya pin ini sang istri," lanjutnya.
Trunoyudo mengatakan, penyidik membuka handphone bersama istri AKBP Buddy saat di rumah duka.
2. Polisi bantah AKBP Buddy gunakan jasa ojek online ke TKP
Kepolisian juga membantah AKBP Buddy menggunakan jasa ojek online ketika menuju tempat kejadian perkara (TKP).
Trunoyudo mengatakan, AKBP Buddy menuju TKP dengan jalan kaki.
Hal tersebut berdasarkan bukti petunjuk CCTV di sekitar lokasi.
"kami bisa pastikan tidak menggunakan ojek online," kata Trunoyudo.
"Kerena dari bukti petunjuk CCTV yang ada di depan Polres baik itu yang di atas atau di bawah dan stasiun Jatinegara menunjukan bahwa korban ini jalan kaki," lanjutnya.
Sebelumnya, paman korban, Cyprus A Tatali mengatakan keponakannya itu sempat menerima telepon dari seseorang.
Hal itu, kata Cyprus, yang membuat AKBP Buddy langsung meninggalkan ruangan kerjanya yang direncanakan akan dicek olehnya.
"Nah dalam berbicara tadi jam 09.00 WIB lewat ini, Polres Metro Jakarta Timur ruang dia baru untuk mau rehab ini tahu-tahu ada orang menelepon."
"Menelepon itu, setelah menelepon, beliau masih di ruangan dia dan tidak sampai satu jam setelah dia menelepon itu dia berangkat," ucap Cyprus.
Fondel Towoliu Cabut Pernyataan Cyprus Soal Kejanggalan Kematian Sepupunya
Fondel Towoliu sepupu dari Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Towoliu menyebut Cyprus A Tatali yang sebelumnya mengaku sebagai paman Buddy ternyata hanya sebatas teman dekat.
"Terkait dengan tadi itu ya bapak Cyprus itu teman dekat korban," ujar Fondel saat menghadiri konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (1/5/2023).
Fondel pun turut memberi tanggapan terkait ucapan Cyprus yang sebelumnya sempat mengatakan beberapa hal kejanggalan terkait kasus kematian Buddy Towoliu.
Dirinya menduga apa yang diucapkan oleh Cyprus lantaran pria yang mengaku sebagai paman Buddy itu cenderung terburu-buru dalam menanggapi suatu masalah.
"Karena pada saat itu terburu-buru, dengan berbagai kesimpangsiuran berita sehingga semuanya belum terkoordinasi,"jelasnya.
Oleh sebabnya, dirinya pun secara tegas mencabut apa yang disampaikan Cyprus terkait dugaan kejanggalan seperti telpon misterius sebelum sepupunya itu tewas tertabrak kereta.
"Sehingga mungkin pernyataan itu dapat kita cabut," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Pihak keluarga Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur menduga kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu terkait dengan kasus yang sedang ditangani.
Dugaan ini karena beberapa saat sebelum jasad Buddy ditemukan di perlintasan rel kereta api dekat Stasiun Jatinegara, korban sempat mendapat telepon dari seseorang tidak dikenal.
Panggilan telepon itu diduga membuat Buddy yang sedang berada di Mapolres Metro Jakarta Timur untuk mendekorasi ruang barunya memilih pergi dengan menggunakan taksi online.
Dalam hal ini pihak keluarga menilai sosok yang menghubungi Buddy sebelum kejadian bukan orang sembarang, karena membuat perwira menengah itu memilih pergi tidak dengan mobil pribadi.
Bahkan pada Sabtu (29/4/2023) sekira pukul 09.00 WIB Buddy dan seorang keponakanya sedang berada di Mapolres Metro Jakarta Timur untuk mendekorasi ruang barunya sebagai Kasat Narkoba.
"Apa karena jabatan baru ini mungkin diduga dia mau sidik (penyidikan). Karena Kasat Narkoba, kalau sidik kan berhadapan dengan mafia," kata Paman Buddy, Cyprus, Sabtu (29/4/2023).