Penumpang yang sakit, kata Isnayati, rata-rata mengalami syok.
"Dibawa ke Puskesmas ada lima orang, tapi yang tiga mau dirujuk ke RS Krakatau Steel," kata dr Isnayati dikutip dari TribunBanten.com, Sabtu (6/5/2023).
Mereka yang dilarikan ke RS Krakatau Steel mengalami patah tulang dan sesak napas.
"Ada satu yang patah tulang, yang dua sesak napas."
"Karena (mereka) saling sikut gitu pas proses evakuasi," jelas Isnayati.
Dari hasil identifikasi sementara, lanjut Isnayati, tidak ada penambahan korban dalam insiden ini.
"Kemungkinan tidak ada korban lagi, kita juga masih terus melakukan pemeriksaan ke yang lain," ujar Isnayati.
Baca juga: Selama Masa Satgas RAFI, 302 Kapal Kargo Pertamina Distribusikan Energi Melalui Jalur Laut
Evakuasi Libatkan 6 Kapal Patroli
Proses evakuasi para korban kebakaran Kapal Ferry KMP Royce 1 ini melibatkan dua kapal patroli Kementerian Perhubungan.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengerahkan kapal patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) KNP. 333 dan KNP. 530 milik Kantor KSOP Kelas I Banten.
“Kita kerahkan Kapal Patroli KPLP KNP. 333 dan KN. 530 membantu proses evakuasi penumpang dan SAR yang ada di atas kapal dan yang sudah berada di dalam sekoci penyelamat,” ujar Direktur KPLP Rivolindo, Minggu (7/5/2023).
Sebelumnya, satu kapal juga dikerahkan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha untuk mengamankan kapal KMP Royce 1 yang terbakar.
Adapun kapal yang dikerahkan yakni Kapal Patroli KPLP Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok KNP. 206.
“KNP. 206 saat ini masih berada di lokasi kapal terbakar, bersama kapal dari Basarnas sedang mengamankan kapal yang terbakar tersebut,” jelas Rivolindo.