Sedangkan Myanmar, sesuai dengan kesepakatan para pemimpin ASEAN sebelumnya, yang diundang adalah dari non-political level.
Hal itu sesuai keterangan dari Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu) Retno Marsudi, yang mengungkapkan bahwa KTT ke-42 ASEAN akan dihadiri oleh delapan pemimpin negara ASEAN, Sekretaris Jenderal ASEAN, dan Perdana Menteri Timor - Leste.
Baca juga: Implementasi 5 Konsensus untuk Myanmar Mandek, Menlu Retno Marsudi: Bukan Berarti ASEAN Menyerah
Namun, Menlu menyebut, ada beberapa petinggi negara yang tidak hadir seperti dari Thailand dan Myanmar.
"Thailand menyatakan tidak dapat hadir karena Thailand akan pemilu, tanggal 14 Mei Thailand akan melakukan pemilihan umum oleh karena itu yang hadir bukan perdana menterinya tetapi deputi perdana menteri."
"Sementara dari Myanmar, sesuai dengan keputusan leaders ASEAN sebelumnya maka Myanmar yang diundang adalah dari non-political level bukan dari leader mereka," jelas Retno, dalam keterangan dikutip Tribunnews dari Youtube Sekretariat Kabinet RI Kamis (11/5/2023).
"Jadi yang sudah confirm adalah delapan leaders ASEAN, plus Sekjen ASEAN, plus Perdana Menteri Timor Leste karena Timor Leste secara prinsip sudah menjadi negara anggota ASEAN," sambung Retno.
Hasil Pertemuan KTT ke-42 ASEAN di Indonesia
Pertemuan KTT ke-42 ASEAN pada 10 dan 11 mei 2023 telah selesai dan menghasilkan tiga kesimpulan.
Hal itu diungkapkan Presiden Jokowi dalam keterangan pers didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, hari ini, Kamis (11/5/2023).
Adapun kesimpulan dari pertemuan KTT ke-42 ASEAN di Indonesia, menurut Presiden Jokowi, yakni:
1. Para pemimpin ASEAN memberikan perhatian penuh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat.
Termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia.
“Hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi perhatian penting para leaders, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Saya mengajak negara-negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku-pelaku utamanya,” ujar Presiden Jokowi.
2. Para pemimpin memberikan perhatian terhadap penyelesaian konflik Myanmar.