TRIBUNNEWS.COM - Kronologi pembunuhan dengan cara dimutilasi dan dicor di Semarang versi pelaku.
Husen yang tak lain adalah pelaku, membeberkan kronologi dirinya membunuh Irwan Hutagalung yang tak lain adalah bosnya sendiri, penjual air galon isi ulang.
Dijelaskan Husen, pembunuhan ini telah direncanakannya sejak Senin (1/5/2023), yakni tiga hari sebelum peristiwa terjadi Kamis (4/5/2023).
Adapun motif pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh rasa sakit hatinya kepada Irwan.
Husen mengaku sering dipukuli dan dimarahi oleh bosnya itu karena dianggap sering melakukan kesalahan.
Ia lalu sakit hati dan berniat ini menghabisi nyawa korban.
"Karena setiap ada salah ada kesalahan kecil, pasti dia main tangan, contohnya ada pesanan galon harusnya 15 galon, tapi dia bilang cuman 14 atau 13, begitu saya selesai ngirim, dia langsung marah-marah, dia langsung main tangan," kata Husen dikutip dari Kompas Tv.
Baca juga: Psikolog Turut Berikan Pendapat soal Kasus Mayat yang Dicor di Semarang: Perilakunya Dikuasai Dendam
Ia mengaku sering dipukul Irwan, seperti di bagian mata, pelipis, kepala hingga badan.
"Dalam sebulan itu (selama bulan puasa) sering dipukul, itu terjadi pertengahan puasa, (Irwan) memakai tangan kosong," ujar Husen.
Husen yang baru ikut bekerja dengan korban sejak awal bulan puasa itu pun sakit hati.
Mantan pekerja Warmindo ini pun bertekad membunuh Irwan.
"Ya karena saya merasa sakit hati, saya sering dipukuli, sakit hati. Saya kecewa, dia orang baik ternyata aslinya seperti itu," kata Husen.
Adapun Husen memilih membunuh Irwan daripada keluar dari pekerjaannya itu karena KTP-nya ditahan.
"KTP saya ditahan, saya diancam kalau sampai keluar dari kerjaan itu saya yang dihabisin, saya yang mau dibunuh," ujar Husen.