News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Pengamat Sebut Endorse Jokowi Tak Cukup Kuat Giring Pemilih ke Kandidat Tertentu

Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, endorse Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menggiring pemilih ke kandidat tertentu.

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, endorse Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menggiring pemilih ke kandidat tertentu.

Pangi menjelaskan, hal itu berdasarkan survei yang dilakukan pihaknya pada November 2022 lalu, yang menunjukkan hanya 25 persen pemilih, yang mengaku pilihan politiknya terpengaruh oleh arah dukungan yang diberikan oleh Jokowi.

Baca juga: Musra Dinilai Jadi Senjata Ampuh Jokowi Muluskan Capres Cawapres Pilihannya Maju Pilpres 2024

"Sisanya mayoritas publik 65,7 persen tidak terpengaruh capres dukungan Jokowi terhadap keputusan rakyat dalan memilih dan 9,3 persen tidak menjawab," kata Pangi, dalam keterangan pers tertulis, Kamis (18/5/2023).

"Itu artinya, arah dukungan atau endorse Presiden Jokowi tidak memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menggiring pemilih kepada kandidat tertentu," sambungnya.

Baca juga: Jika Ada Tiga Poros Capres, Pilpres Putaran Kedua Bisa Untungkan Prabowo atau Anies

Menurut Pangi, pada akhirnya yang terkesan pada publik adalah Presiden Jokowi tampak ingin memaksakan capres atau cawapres pilihannya itulah yang merupakan selera rakyat.

"Walaupun kenyataannya berkata lain," kata Pangi.

Pangi mengatakan, kedaulatan tetap berada di tangan rakyat.

"Presiden yang sedang berkuasa enggak bisa membuldoser jeroan kehendak rakyat. Jangan sampai seolah-olah suara presiden adalah representasi suara rakyat, kedaulatan tetap berada di tangan rakyat bukan kedaulatan di tangan Presiden Jokowi," ucapnya.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini