TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebhinekaan adalah kekuatan niscaya yang akan membuka pintu toleransi dalam membangun Indonesia maju, demokratis, menghargai kemanusiaan, kesetaraaan, serta menjunjung keadilan.
Ketua Presidium Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA), Luky A Yusgiantoro mengatakan pentingnya kebhinekaan dalam membangun Indonesia maju yang menghargai kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan.
“Melalui keberagaman suku, etnis, dan agama kita ditantang merawat secara persisten Indonesia yang satu, yang menjunjung kemanusiaan dan kesetaraan dalam hidup berbangsa dan bernegara,” kata Luky Yusgiantoro, Kamis (18/5/2023).
Baca juga: Ketua Umum Baru, Luky Yusgiantoro: Kesejahteraan dan Kemanusiaan, Tema Besar ISKA 4 Tahun ke Depan
Hal itu sampaikan Luky bersamaan dengan pembukaan rangkaian focus group discussion (FGD) atau diskusi kelompok sebagai rangkaian Dies Natalis ke-65 ISKA yang akan jatuh pada 22 Mei 2023.
Puncak acara HUT ke-65 ISKA akan digelar pada Minggu (28/5/2023) di Gedung Yustinus, Universitas Atma Jaya, Jakarta.
Sejumlah tokoh nasional dari berbagai latar belakang, tokoh masyarakat, pemimpin ormas berbasis religi, cendekiawan, dan akademisi akan hadir pada puncak acara Dies Natalis ke-65 ISKA tersebut.
Kegiatan FGD bertajuk 'Semarak Dies Natalis Ke-65 ISKA' berlangsung secara hybrid di wilayah timur, tengah, dan barat Indonesia. Kegiatan FGD berawal dari regio Jawa yang mewakili wilayah tengah Tanah Air pada hari ini, Kamis (18/5/2023).
Topik diskusi amat relevan dengan situasi Tanah Air terkini, yakni 'Pemilu, Pesta Demokrasi dalam Etika dan Kebangsaan'.
“Koordinator Wilayah PP ISKA Jawa, Sentot Suciarto, PhD dan Ketua DPD ISKA DIY, Julius Hernondo, memimpin FGD Regio Jawa yang berlangsung dari dua tempat, yakni Gedung Yustinus Universitas Soegijopranoto Semarang dan Gedung Kolese De Britto, Demangan Baru, Yogyakarta,” ujar Sekretaris Jenderal ISKA Drs. Ch Arie Sulistiono.
Baca juga: Potret Toleransi, OMK Katedral Tambolaka Sumba Barat Daya Ikut Jaga Keamanan Salat Idul Fitri
Diskusi terpumpun Semarak Dies Natalis ke-65 ISKA dilanjutkan secara hybrid dari Medan yang mewakili regio barat ISKA, pada Jumat (19/5/2023).
Menghadirkan anggota ISKA di wilayah barat Indonesia sejumlah ormas Katolik, perwakilan masyarakat umum, mahasiswa, aktivis, dan tokoh masyarakat, peserta FGD regio barat merupakan representasi gender yang seimbang dan inklusif.
Korwil ISKA Sumatera, Delphius Ginting, menjadi moderator dalam diskusi yang bertema 'Pancasila sebagai Pintu Masuk Ruang Kebhinekaan yang Inklusif' itu.
“Di berbagai wilayah Tanah Air kita masih menemukan banyak tantangan terkait toleransi antarumat beragama,” ujar Luky Yusgiantoro.
Doktor ekonomi energi alumnus Colorado School of Mines itu menambahkan, penting sekali bagi untuk membangun kesadaran bersama tentang Pancasila sebagai pintu masuk ruang kebhinekaan inklusif.
Rangkaian terakhir FDG Semarak Dies Natalis ISKA digelar tepat pada ulang tahun ke-65 ormas Katolik itu, Senin (22/5/2023).
Baca juga: Menag soal Beda Hari Lebaran 2023: Kita Harus Toleransi
Berlangsung di Kota Ruteng, Manggarai, Flores Barat, diskusi terpumpun regio timur mengambil tema 'Indonesia yang terikat Persatuan dan Kesatuan'. Pertemuan luring berlangsung di Gedung Utama Timur, Universitas Katolik Santo Paulus, Ruteng.
Menghadirkan sejumlah cendekiawan dan akademisi, diskusi terpumpun di Ruteng juga disiarkan secara daring melalui jaringan Youtube ISKA Channel agar dapat menjangkau sebanyak mungkin partisipan.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-65 ISKA, PL Hasudungan Siboro menggarisbawahi pentingnya tema-tema FGD ketiga regio Indonesia, barat, timur, dan tengah itu.
“Pemikiran serta pertukaran ide para cendekiawan, akademisi, professional, mau pun perwakilan berbagai elemen publik dalam serial FDG ini, kiranya menjadi kontribusi nyata ISKA bagi Indonesia maju,” ujar Hasudungan.