Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, kebudayaan, serta tidak bersifat politik.
Berdirinya Boedi Oetomo tidak terlepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, alumni STOVIA.
STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) merupakan sekolah kedokteran yang didirikan Belanda dipenghujung abad-19.
Salah seorang pelajar STOVIA, Wahidin bertemu dengan dr. Sutomo dan Suraji untuk mengemukakan ide-idenya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Wahidin mengunjungi sekolah lamanya STOVIA pada tahun 1907.
Di depan para mahasiswa sekolah kedokteran tersebut ia menyerukan agar mereka membentuk organisasi untuk mengangkat derajat bangsa.
Setelah pertemuan tersebut dr. Sutomo pun mengadakan pertemuan secara nonformal dengan pelajar-pelajar STOVIA untuk membahas berdirinya organisasi yang bersifat nasional.
Pertemuan itu pun membuahkan hasil yang positif, yaitu lahirnya “Perkumpulan Boedi Oetomo”.
Soetomo tertarik dengan ide tersebut yang kemudian bersama sejumlah pemuda lain mendirikan Boedi Oetomo di Batavia pada 20 Mei 1908.
Boedi Oetomo selaku organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya untuk kemajuan Tanah Air.
Berdirinya organisasi ini memicu semangat pergerakan nasional yang dibuktikan dengan banyak berdirinya organisasi politik.
Seperti Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia, Indische Partij, Muhammadiyah, dan masih banyak yang lainnya.
Terakhir, Boedi Oetomo telah memprakarsai satu hal yang paling penting.
Yaitu membangkitkan semangat nasional untuk mencapai Indonesia merdeka.