"Mulai beberapa bagian isu tentang rumusan Islam Nusantara PWNU Jawa Timur, Fikih Kebangsaan karya Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL), dan rumusan Relasi Sosial Muslim dan non-Muslim perspektif Nahdlatul Ulama," pungkasnya.
Tak heran jika KH Azizi Hasbullah dikagumi oleh banyak kalangan.
Mendiang dikenal dengan kealimannya dalam berbagai aspek, seperti ilmu fikih, ushul fikih, akidah, dan tasawuf.
Selain itu, KH Azizi Hasbullah merupakan sosok ahli fikih yang inspiratif di kalangan tokoh para kiai lain.
"Kiai Azizi bagi saya merupakan sosok fakih atau ahli fikih Nusantara yang inspiratif," sambung Ahmad Muntaha.
Sosok yang Terbuka
Lebih lanjut, Ahmad Muntaha menilai KH Azizi Hasbullah sebagai sosok yang terbuka, tegas, dan luas dalam berdiskusi dalam berbagai forum.
Seperti di Lirboyo, Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) se-Jawa Madura, Bahtsul Masail Syuriyah PWNU Jawa Timur, dan forum-forum bahtsul masail PBNU.
"Orang-orang yang terlibat tak dapat melupakan sosoknya, yang sangat kuat secara referensi dan kokoh dalam idrak atau analisis kasus-kasus kontemporer (waqi’ah haditsah)," terangnya.
KH Azizi Hasbullah, dikatakan Ahmad Muntaha juga sering kali mendapatkan apresiasi luas dari kiai-kiai lain, atas kedalaman penguasaannya soal ilmu-ilmu syariat.
"Sejak mengenal dan mengaji kitab Tausyih ‘ala Ibnul Qasim karya Syekh Muhammad Nawawi Banten kepadanya pada tahun 2001 di Rumah Tua Lirboyo, hingga bermu’amalah dengannya secara langsung hingga sekarang, tak hentinya saya mendapat inspirasi dan keteladanan secara terus-menerus mengaji, mengkaji, dan meng-upgrade study keilmuan Islam," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Rifqah)