News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

7 Kritik Terbaru Anies Baswedan dalam 2 Hari Terakhir: Soal Persekusi, Kasus BTS hingga Jalan Tol

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bacapres Anies Baswedan berpidato di depan relawan di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Dua hari terakhir ini, bakal calon presiden Anies Baswedan kini mulai terbuka mengkritik pemerintah.

Kritik terbuka disampaikan Anies saat berpidato dalam acara Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

Sehari kemudian atau Minggu (21/5/2023) kemarin, Anies kembali mengkritik pemerintah saat menghadiri acara temu kebangsaan bersama ribuan relawannya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta.

Seperti apa kritik yang disampaikan Anies? Berikut dirangkum Tribunnews.com hari ini, Senin (22/5/2023):

1.  Kritik Persekusi

Anies Baswedan mengklaim ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta selama tahun 2017-2022 tak pernah sekalipun melakukan persekusi terhadap pihak yang memberikan kritik.

Anies juga menyebut tak pernah melaporkan para pengkritiknya ke pihak berwajib.

Hal tersebut dikatakan Anies saat berpidato dalam acara Milad PKS ke-21 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

"Dan itu juga yang telah kita sama-sama laksanakan di Jakarta, tidak pernah ada satupun yang dilaporkan dan dipersekusi," ungkap Anies.

Baca juga: Anies Baswedan Singgung Tindakan Persekusi yang Incar Pengkritik Pemerintah

Menurutnya kritik dan aspirasi rakyat merupakan bagian dari pekerjaan ketika dirinya menjadi pejabat publik.

Sehingga kata dia, tak pantas adanya tindakan persekusi dengan menggunakan pasal-pasal untuk membungkam kebebasan berpendapat masyarakat.

2.  Kritik Lembaga Survei

Anies Baswedan mengungkapkan kebingungannya mengenai lembaga survei.

Bukan tanpa sebab banyak lembaga survei kini merilis temuannya hampir setiap minggu.

"Jadi saya kadang-kadang mikir, ini survei memotret opini atau survei membentuk opini ya? karena kok tiap minggu gitu ada," ujar Anies Baswedan saat ditemui seusai acara milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Baca juga: Anies Bingung Lembaga Survei Merilis Setiap Minggu: Ini Memotret Opini atau Membentuk Opini?

Namun begitu, Anies mengaku tidak masalah dengan masifnya pergerakan lembaga survei tersebut.

Dia menyatakan temuan lembaga survei itu menjadi pemacu semangatnya untuk bekerja keras.

"Tapi ya tak apa-apa itu haknya surveyor. Jadi saya melihat ini sebagai pemicu untuk kita bekerja lebih keras, menjangkau semua, dan mengajak untuk berkompetisi dalam rekam jejak, rekam gagasan, dan rekam karya," jelasnya.

Lebih lanjut, Anies pun enggan ambil pusing dengan temuan lembaga survei yang selalu menempatkannya di urutan ketiga.

3. Singgung Mafia

Anies Baswedan berbicara soal adanya mafia di Indonesia.

Hal ini disampaikannya saat memberikan pidato politik pada acara temu kebangsaan di Tenis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023).

Menurut dia, banyak mafia yang membuat warga Indonesia seperti tak memiliki kepastian.

“Kenapa petani harus bersaing dapat pupuk, penuh dengan ketidakpastian. Kenapa, karena aksesnya dikuasai oleh mafia-mafia pupuk,” kata Anies.

Tak hanya di pertanian, Anies mengebut banyak sektor yang dikuasai mafia.

Pekerja Migran Indonesia (PMI), kata dia, pun tak lepas dari cengkraman mafia.

“Banyak dari mereka yang sistemnya dikusai oleh mafia-mafia PMI. tiap mereka berangkat kerja keras dan ujungnya pulang tidak bisa mendapatkan yang selayaknya.”

Mafia juga ada di sektor Usaha Kecil Mikro (UKM), mafia tanah hingga mafia perumahan.

Bahkan, sambung Anies, ada pula mafia di sektor proyek pemerintah dan bagian kepemiluan.

4. Bandingkan Pembangunan Jalan Era SBY dan Jokowi

Anies Baswedan membandingkan pembangunan jalan antara era Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dalam acara Milad ke-21 PKS di Istora Senayan Jakarta, Sabtu (20/5/2023), Anies Baswedan mengutip data yang mengatakan era pemerintahan Jokowi telah berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Menurut data yang dikutip Anies Baswedan, pemerintahan Jokowi telah membangun 1.569 kilometer jalan tol dari total 2.499 kilometer.

"Pemerintahan kali ini berhasil membangun jalan tol terpanjang dibandingkan periode-periode sebelumnya."

"(Sebanyak) 63 persen dari seluruh jalan tol berbayar yang ada di Indonesia, itu dibangun di era pemerintahan sekarang (Jokowi)."

"Sepanjang 1.569 km dari total 2.499 km. Itu adalah jalan berbayar," kata Anies, Sabtu, dikutip dari tayangan YouTube Tribunnews.com.

5. Kritik Kasus Korupsi BTS

Anies Baswedan meminta agar dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi pembangunan tower base transceiver station (BTS) dilakukan secara tuntas.

Di mana dalam kasus itu turut menyeret Menkominfo sekaligus Sekjen NasDem Johnny G Plate.

Bahkan Anies meminta semua pihak yang diduga terlibat agar diperiksa.

Sehingga transparansi dalam kasus ini benar-benar bisa terungkap.

Hal itu disampaikan Anies saat pidato dalam acara 'Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan' di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023). Hadir dalam acara itu ribuan relawan Anies dari sejumlah wilayah di Indonesia.

 "Tuntaskan penyelidikannya. Semua yang terlibat harus diperiksa, dorong transparansi jangan ada pihak yang dibiarkan melenggang tidak dimintai pertanggungjawabannya," kata Anies.

Anies mengingatkan agar jangan ada intervensi politik dalam penanganan kasus hukum apapun.

Eks Gubernur DKI Jakarta ini juga meminta agar hukum tak hanya ditegakkan kepada lawan, melainkan kepada kawan juga harus ditegakkan.

6. Pencitraan Lari

Anies Baswedan memilih untuk tak melakukan pencitraan saat bertemu dengan masyarakat.

Apalagi mengunggah kegiatannya di media sosial.

Anies lantas menyindir seseorang yang melakukan jogging pagi untuk difoto dan dishare di media sosial.

Baca juga: Anies Baswedan Pilih Serap Aspirasi Tanpa Publikasi: Bukan Lari-lari untuk Posting Foto

Hal itu disampaikan Anies saat pidato dalam acara 'Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan' di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Minggu (21/5/2023). Hadir dalam acara itu ribuan relawan Anies dari sejumlah wilayah di Indonesia.

"Saya datang di banyak tempat tanpa kamera, tanpa media, tanpa ditemani siapa-siapa sering kali saya hanya datang sendirian, masuk ke suatu tempat, masuk ke sebuah warung tahu, tahu yang punya warung ngeliatin aja," kata Anies. 

7. Masyarakat Tertekan

Anies Baswedan mengatakan sebagian masyarakat Indonesia masih merasa tertekan meski sudah mengecap reformasi 25 tahun lamanya.

Dia pun menyinggung soal pemilihan presiden tahun depan.

Dia berharap, tidak ada intervensi dari pihak manapun terkait siapa saja yang boleh maju menjadi calon presiden (capres) maupun yang tidak.

"25 tahun lalu ketika perjuangan reformasi, kita ada di suasana ketertekanan. Ekonominya tertekan, kebebasannya tertekan. Hari ini sebagian dari kita merasakan kebebasan yang tertekan," kata Anies dalam acara Temu Kebangsaan di lapangan tenis indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023).

"Dulu negara mengatur siapa saja boleh maju ke Pilpres, walikota, bupati, semua diatur. Hari ini jangan sampai ada pengaturan siapa yang boleh maju dan siapa yang tidak boleh maju," imbuh Anies.

Anies menyebut, negara harus menyerap seluruh aspirasi masyarakat, termasuk soal siapa yang akan didukungnya menjadi presiden masa depan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini