JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM - Tokoh nasional Sarwono Kusumaatmadja wafat dalam usia mendekati 80 tahun, Jumat (26/5/2023). Sarwono meninggal pada 26 Mei 2023 di Adventist Hospital, Penang, Malaysia.
“Pak Sarwono Kusumaatmadja sudah kembali ke hadirat Allah jam 17.15 di Penang,” demikian pesan via whatsapp diterima redaksi Tribunnews.com pukul 17.22 WIB.
Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un/ Telah berpulang Bapak Sarwono Kusumaatmadja. Mohon dimaafkan segala khilaf dan kesalahan beliau,” demikian informasi selanjutnya.
Lelaki kelahiran Jakrta 24 Juli 1943 itu sarjana Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (1974).
Kabar duka ini dibenarkan Leonardo J Renyut, sahabat Sarwono di Jakarta.
Baca juga: Sosok Sarwono Kusumaatmadja di Mata Kader Muda Golkar: Pribadi Berintegritas dan Disiplin
“Mengenai kabar duka, meninggalnya pak Sarwono, saya dapat dapat dari mantan asisten pribadi beliau, mas Min Hadi, hari ini. Sore ini,” kata Leonardo melalui sambungan telepon, Jumat sore.
“Saya sangat berduka. Beliau menjadi sosok yang superistemewa. Saya bersyukur bisa kenal dan bersahabat akrab dengan beliau. Sosok yang cerdas, tokoh yang bersahaja, egaliter dan demokratis. Politisi yang berintegritas dan memegang teguh politik yang bernilai,” ujar Ardo, sapaan akrab Leonardo J Renyut.
Ardo menambahkan, “Saya benar-benar beduka. Sebab saya baru Kamis kemarin berkontak dengan bang Rezal (Rezal Kusumaatmadja, Red), anak tertua beliau. Katanya, kemo sedang dihentikan karena situasi kesehatan pak Sarwono sedang menurun. Ternyata hari ini kabar duka.”
Menurut Ardo, Sarwono sakut kanker paru. “Sudah dua kali kemo,” katanya. Beberapa tahun sebelumnya, ia pernah operasi jantung.
Baca juga: Mantan Menteri Perikanan Era Gus Dur Sarwono Kusumaatmadja Meninggal Dunia di Usia 80 Tahun
Kali pertama perkenalan dengan Sarwono, sebut Ardo, ketia ia menjaba Ketua Presidium Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI), tahun 1993.
Ketika itu, Ardo mengundang Sarwono yang tengah menjabat Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998), sebagai pembicara pada acara Konferensi Studi Nasional (KSN) PMKRI.
Kemudian perkenalan berlanjut menjadi kawan dekat dan akrab. “Kami, bersama Pak Sarwono pak Edi Sudrajat, Sutradara Ginting Sinisuka, Joko Sujatmiko, Siswono Yudhohusodo kemudian mendirikan GKPB (Gerakan Keadilan dan Persatuan Bangsa) tahun 1998,” katanya.
GKPB selanjutnya berubah nama menjadi Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) yang dipimpin mantan Panglimba TNI Edi Sudrajat, seterusnya menjadi PKPI.
“Kami sangat akrab. Sangat akrab lah dengan beliua. Sampai-sampai seperti saudara. Bercanda, bergurau. Saat beliau menjabat Menteri Eksplorasi Kelautan (1999-2001), saya sering diajak ke daerah. Dan di rumah pun, saat tidak ada ada pembantu, kami makan sederhana, makanan seadanya di rumah,” ujar Ardo.