Mahfud menjelaskan di kalangan umat Islam sering ada yang mengatakan jangan berpolitik, politik itu haram, atau politik itu kotor politik itu dosa.
Ia mengatakan politik bagi manusia, siapapun di dunia ini merupakan keniscayaan dan sunatullah yang tidak bisa dihindari.
Setiap orang, kata dia, pasti ada di dalam kehidupan politik sekurang-kurangnya apabila politik diartikan bahwa sebagai organisasi bernegara.
"Politik itu artinya banyak, ada yang bisa diartikan taktis, strategis, akal-akalan, dan macam-macam. Tapi sekurang-kurangnya kalau diartikan sebagai organisasi bernegara maka tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa hidup di luar negara," kata Mahfud.
Dalam konteks keilmuan, kata dia politik, sebenarnya adalah hal yang mulia.
Karena, lanjut dia, orang bisa membuat organisasi bernegara menjadi baik atau tidak tergantung politiknya.
"Saya pernah menulis disertasi bahwa politik itu menentukan karakter produk hukum. Kalau hukum jelek, itu yang harus diperbaiki politiknya. Bukan aturan-aturan hukumnya. Aturan-aturan hukum itu biasanya selalu bagus di dalam diskusi, bagus sesuai dengan filosofinya, tetapi jika politiknya tidak benar maka hukum itu akan tidak baik," kata Mahfud.
"Maka politik sebagai sebuah keharusan di dalam ilmu itu, cakupannya ya belajar ideologi, memperdebatkan ideologi, konstitusi, hukum, sistem pemerintahan, demokrasi, pemilu, dan sebagainya," sambung dia.