Dia juga mengatakan, sebanyak 18 pelabuhan yang dibangun menjadi titik hubung 17 ribu pulau dari Sabang sampai Merauke.
Begitu juga 21 bandara baru, telah memperlancar lalu lintas bisnis dan perdagangan antar daerah.
Sementara 30 bendungan dan waduk yang dibangun mengaliri sawah-sawah. Memperkuat ketahanan pangan Indonesia menghadapi perubahan iklim.
"Inilah kebijakan yang lahir dari kepemimpinan yang memahami persoalan rakyat. Kepemimpinan yang mampu menganalisis dan merumuskan strategi yang tepat untuk membangun fondasi yang kokoh untuk mensejahterakan rakyat," puji Andy.
Dia menambahkan, Jokowi memiliki kebijakan yang didasarkan atas visi yang jelas bahwa infrastruktur pada akhirnya tidak hanya akan menggerakkan ekonomi.
Karena kelak, jalan-jalan, pelabuhan, dan bandar udara, adalah titik-titik yang akan memudahkan rakyat Indonesia bertemu dan bekerja sama satu sama lain. Menggerakkan ekonomi dan memperkuat persatuan.
Dia juga mendukung sikap Jokowi berkeras menjalankan kebijakan Hilirisasi Nikel, melawan Uni Eropa yang menggugat kebijakan itu di World Trade Organisation (WTO).
Dia menilai, ini adalah langkah berani dalam membela kepentingan nasional.
Pada tahun 2013-2014 ketika Indonesia hanya mengekspor biji mentah, nilai ekspor nikel hanya Rp 20 triliun.
Setelah hilirisasi berjalan dan biji nikel diolah industri dalam negeri, pendapatan negara naik hampir tujuhbelas kali lipat menjadi Rp 325 triliun.