TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merespons pernyataan dari juru bicara tim delapan Koalisi Perubahan untuk Persatuan Sudirman Said soal adanya upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Sudirman Said menyatakan, salah satu upaya penjegalan itu datang kepada PKS selaku partai yang bergabung di Koalisi Perubahan dengan adanya tawaran dari pemerintah soal kursi jabatan untuk PKS.
Menyikapi hal itu, Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal memastikan kalau PKS sudah tahan uji atas godaan-godaan yang datang dalam upaya menjegal pencapresan Anies Baswedan.
"Terkait pernyataan dari Pak Sudirman Said tentang bahwa banyak godaan yang dialami oleh Koalisi Perubahan dan Persatuan, termasuk di PKS ada godaan jabatan, ada godaan uang ini tentu saja pks sudah teruji," kata Iqbal saat dimintai tanggapannya, Kamis (8/7/2023).
Salah satu hal bukti kalau PKS tetap tahan uji itu yakni soal posisi partai pimpinan Akhmad Syaikhu yang hingga kini tetap berada di luar pemerintah atau oposisi.
Tak hanya itu, komitmen PKS untuk terus bekerjasama dengan Partai Demokrat dan NasDem di Koalisi Perubahan juga menjadi salah satu bentuk tahan uji itu.
"Sampai saat ini PKS tegak lurus berada di luar pemerintahan dan PKS saat ini fokus kepada deklarasi pasangan Anies Baswedan dan cawapresnya dan ini tentu saja menjadi pelajaran penting bagaimana PKS bisa kuat, bisa tangguh," kata Iqbal.
Tak cukup di situ, PKS juga kata dia sudah melewati beragam rayuan sejak awal mendukung Anies Baswedan sebagai capres.
Sebab kata dia, dalam menentukan capres tidak mudah, harus melalui mekanisme musyawarah majelis syura yang dihadiri 99 orang dan harus memiliki mekanisme yang ketat dan prasyarat yang kuat sehingga sulit untuk digoyahkan.
"Jadi dalam konteks statement Pak Sudirman Said, PKS sudah melewatinya dan kami saat ini tegak lurus untuk bersama Anies Baswedan untuk bersama Koalisi Perubahan dan Persatuan," tukas Iqbal.
Diberitakan, Isu narasi penjegalan yang menerpa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) pengusung Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan disebut mulai terasa.
Hal itu diakui Jubir Capres di Tim Delapan KPP, Sudirman Said, dalam konferensi pers, di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (7/6/2023).
"Saya kira sudah terlalu banyak orang yang mengatakan bahwa ada upaya untuk membuat anies tidak bisa maju," kata Sudirman, di Jakarta, Rabu ini.
Sudirman menerangkan, hal itu diakuinya karena banyak pendapat masyarakat yang sudah melihat dinamika politik saat ini.
Terutama isu negatif terhadap upaya majunya mantan Gubernur DKI Anies Baswedan di Pilpres 2024.
Baca juga: Survei SMRC: Elektabilitas Anies Turun Signifikan Memasuki Tahun 2023
Ia menyebut, satu di antaranya perihal isu dugaan korupsi Formula E yang diusut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kerap mencuat ke publik.
Meskipun, hingga saat ini belum terbukti adanya dugaan pelanggaran pidana yang dilakukan Anies Baswedan.
"Walaupun 19 kali gelar perkara itu tidak ada bukti itu dan dicari hal-hal yang mboten-mboten lainnya," kata Sudirman.
Tak hanya soal Anies, Sudirman juga mengatakan, ada beberapa cobaan yang juga menimpa partai pengusung, mulai dari Partai Demokrat yang tengah ramai dibicarakan soal upaya peninjauan kembali (PK) putusan Mahkamah Agung (MA) dari kubu Moeldoko.
Selanjutnya, kasus dugaan korupsi proyek BTS yang diusut Kejaksaan Agung (Kejagung), yang melibatkan Menkominfo sekaligus Sekjen Partai NasDem, Johnny G Plate.
Selain itu, kata Sudirman, PKS juga disebut kerap diisukan digoda sejumlah pihak untuk keluar dari KPP.
"Jadi memang Pak Anies nya maupun Partai-partai koalisinya mengalami iming-iming tarik-tarikan, godaan, tekanan itu terasa. Dan ini bukan kata kami, tapi kata pengamat juga begitu. Jadi pihak ketiga yang di depannya itu mengatakan demikian," ungkap Sudirman.
"Jadi yang di luar saja merasakan itu. Apa lagi kami yg di dalam. Ini memang sesuatu yang nyata, dan ini sebetulnya hal yang ya memang kompetisi begitulah," ungkapnya.