Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono berbicara tentang pentingnya literasi digital bagi kalangan prajurit TNI.
Menurutnya, saat ini masih banyak baik di kalangan anggota TNI maupun masyarakat yang literasi digitalnya masih rendah.
Ia berharap dengan kegiatan Pengarahan Plt Menkominfo Mahfud MD di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur pada Selasa (13/6/2023), dapat meningkatkan kemampuan para prajurit dan ASN TNI dalam bersinggungan dengan dunia digital.
Baca juga: Panglima TNI Bicara Potensi Ancaman Digital saat Pemilu Serentak 2024
Ia berharap tidak ada lagi prajurit TNI yang buta digital, menyebarkan hoaks, membocorkan rahasia negara, dan menyebarkan konten yang bertentangan dengan tugas TNI sebagai pemersatu bangsa.
Hal tersebut disampaikannya dalam pengarahan Plt Menkominfo soal Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI yang disiarkan di Kanal Youtube KOMPASTV pada Selasa (13/6/2023).
"Jadi Pak Menteri, kita ini sering mungkin tidak di lingkungan TNI saja, di masyarakat juga, seolah-olah kalau sudah memberi men-share sesuatu baik negatif atau positif, seolah-olah di saat ini dengan (perkembangan) digital ini seolah-olah menjadi pahlawan. Jadi siapa yang share duluan seolah olah pahlawan," kata Mahfud.
Baca juga: Mahfud MD Ungkap Hal yang Dibisikkannya ke Panglima TNI Yudo Margono, Soal Apa?
"Ini yang mungkin juga perlu kita tekankan pada jajaran semua, harus bisa memilah bagaimana, apa yang harus dishare, apa dampak positif dan negatif terhadap satuan karena masih terikat pada satuan TNI yang tentunya masih bertugas, inilah yang nanti mungkin akan disampaikan oleh para pembicara," sambung dia.
Literasi Digital Masyarakat Rendah
Dalam acara itu Mahfud menyampaikan sebuah data terkait rendahnya tingkat literasi digital di Indonesia.
Data dari Institute for Management Development atau IMD dalam World Digital Competitivenes Ranking, kata Mahfud, menyataka Indonesia tingkat literasi digital masyarakat Indonesia ada di urutan ke 51 dari 63 negara.
Meskipun pengguna internet di Indonesia banyak, kata dia, namun tingkat literasi digital masyarakatnya masih rendah.
Literasi digital yang dimaksudnya, kata dia, artinya memahami penggunaan, memahami risiko penipuan, memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dunia digital.
Namun demikian, di sisi lain ia menyampaikan ada kenaikan tingkat literasi digital masyarakat berdasar survei dari indeks literasi digital yang dirilis oleh Kemenkominfo pada tahun 2023.
"Tahun 2020, dari skala 1 sampai 5, indeks kita itu ada di 3,46. Tahun 2021 naik sedikit menjadi 3,49. Dan tahun 2022 kemarin naik hanya 3,54. Naiknya sedikit-sedikit. Sehingga dari skala 1 sampai 5 ini kita masih masuk dalam kategori sedang saja. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN yang lain kita jauh. Masih rata-ratanya negara ASEAN itu 70, kita masih tidak sampai di situ," kata dia.
Ia juga mengutip arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam pidato Visi Indonesia pada tanggal 14 Juli 2019.
Dalam pidatonya, kata Mahfud, presiden menekankan bahwa pada masa pemerintahan kedua pembangunan SDM akan menjadi salah satu visi utama dan peluncuran program literasi digital nasional Indonesia makin cakap digital pada tanggal 20 Mei tahun 2021.