Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan, strategi untuk mengurangi sampah plastik masuk ke laut harus dilakukan secara sinergi dari hulu ke hilir.
Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengatakan di hulu terdapat dua stakeholder besar, yakni masyarakat sebagai individu dan produsen.
Menurutnya, ketika bicara soal individu, harus dimulai dari diri sendiri untuk memiliki pola pikir yang bagus terkait tujuan mengurangi sampah.
"Jadi, ketika kita melakukan setiap kegiatan, kita berpikir apakah akan menghasilkan sampah atau tidak, mengurangi. Tapi pun kalau mengurangi sampah, kita harus berpikir sampah itu harus dipilah yang organik dan anorganik. Itu dari tingkat kita individu," kata Rose saat ditemui usai menghadiri acara Pembukaan Festival Peduli Sampah Nasional (FPSN) 2023, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat, Selasa (13/6/2023).
Kemudian untuk produsen, Rose menjelaskan, terdapat 16 produsen yang diberikan rekognisi oleh Menteri KLHK Siti Nurbaya.
"Apresiasi sebagai perusahaan yang memang di depan atau sudah melakukan implementasi dari Peraturan Menteri LHK Nomor 75 Tahun 2019," katanya.
Selain itu, Rose mengatakan, pemerintah juga memiliki Sekretariat Penanganan Sampah Laut sesuai dengan Perpres Nomor 38 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut.
Baca juga: Sebut Berhasil Kurangi Sampah Plastik di Laut, KLHK: Tantangan Kita Hadapi adalah Mindset Individu
"Bapak Presiden (Joko Widodo) memberikan perintah kepada kami. Pak Luhut selaku Koordinator dan Ibu Menteri KLHK selakj Ketua Harian, da. Saya sebagai Sekretaris, itu (target) untuk menurunkan sampah laut 70 persen dalam tahun 2025."
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyoroti terkait tingkat polusi plastik di laut yang meningkat hampir tiga kali lipat.
Hal ini disampaikan Siti Nurbaya dalam sambutannya di acara Pembukaan Festival Hari Peduli Sampah Nasional (FPSN) 2023, di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.
Siti mengatakan, tingkat polusi plastik yang meningkat dengan cepat merupakan masalah lingkungan global yang serius dan berdampak negatif pada dimensi lingkungan, sosal, ekonomi, serta kesehatan.
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia KLHK Bersih-bersih Pantai di 135 Titik
Ia menuturkan, kenaikan tingkat polusi plastik bisa saja mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat, jika tidak ada tindakan yang berarti, dalam skenario bisnis dan tanpa adanya intervensi yang diperlukan.
Kenaikan tersebut, dijelaskan Siti, berdasarkan data United Nations Environment Programme (UNEP).
"Maka menurut UNEP bahwa jumlah sampah plastik yang masuk ke ekosistem akuatik dapat meningkat hampir tiga kali lipat, yaitu dari sekitar 9-14 juta ton per tahun 2016 menjadi 23-37 juta ton per tahun pada tahun 2040," kata Siti Nurbaya, dalam sambutannya, Selasa (13/6/2023).
Siti mengatakan, pertemuan kedua session of the Intergovermental Negotiation Committe to develop an international legally binding instrument of plastic pollution, including in the marime enviroment (INC2) di Paris, pada tanggal 29 Mei -2 Juni 2023 lalu, memberikan gambaran situasi persoalan polusi plastik merupakan persoalan bersama, secara global, yang haris diselesaikan bersama juga.
"Diharapkan dengan Agreement yang akan terbentuk dengan sifat legally binding secara internasional, maka akan meningkat sebagai kekuatan bersama untuk mengatasi persoalan polusi plastik," ucapnya.
Sementara itu, Siti Nurbaya mengatakan, pada sektor limbah, Indonesia menargetkan penurunan tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 40Mton CO2e melalui kebijakan dan upaya sendiri (CM1).
Selain itu, 43,5 Mton CO2eq melalui skenario kebijakan dengan dukungan kerjasama internasional M2), di tahun 2030.
Oleh karena itu, kata Siti, dalam mencapai target, pada sub sektor sampah, pemerintah Indonesia mendalami dan memperluas strategi “Reduce, Reuse, Recycle”.
"Dengan menerapkan skema pengelolaan sampah dengan mengoptimalkan rantai nilai pengelolaan sampah di sumber dengan penerapan konsep ekonomi sirkular dan membangun industrialisasi penanganan sampah melalui pemanfaatan teknologi dan peningkatan fasilitas pengolahan sampah yang dikelola secara profesional serta terintegrasi, yang di orientasikan untuk sampah plastik, menjadi pendekatan reuse-recycle- reorient and diversity," ungkapnya.
Sebagai informasi, FPSN 2023 mengangkat tema "Solusi untuk Polusi Plastik".
Dalam acara pembukaan acara tersebut, dihadiri oleh seluruh Pejabat Eselon I Pusat KLHK dan kementerian lembaga; para Pejabat Eselon II Pusat dan Daerah Kepala Dinas Lingkungan Hidup; Pimpinan BUMN dan Perusahaan yang hadir; Perwakilan Produsen, Sociopreneurs, Asosiasi dan Komunitas; Para Penggerak Pegiat Bank Sampah dan Pegiat Lingkungan.