"Eh tidak usah. Janganlah," kata pemilik warung.
Kemudian, Richard pun menuding pemilik warung tersebut tidak jujur karena tak langsung mengembalikan handphone miliknya yang tertinggal.
"Jadi bapaknya jujur atau nggak, bang?" tanya rekan Richard.
"Nggak lah. Pokoknya jujurnya nggak 100 persen," jawab Richard.
"Jadi bapak tadi nggak lulus tes kejujuran?" tanya rekan Richard lagi.
"Nggak lulus. Kalau dia benar-benar baik, tulus dari hati, pastinya dipanggil. Mas-mas handphonenya ketinggalan," jawab Richard lagi.
Netizen pun geram dengan konten yang dibuat Richard yang justru dianggap sebagai sebuah fitnah kepada pemilik warung.
"Kreator seperti ini sangat bahaya. Sebiknya dihentikan, dan minta maaf kpd korban konten."
"Berdalih tes kejujuran, sengaja ninggalin hape, tidak hilang, tapi justru memfitnah bapak penjaga warung di NTT tidak jujur," tulis @zoeflick dalam unggahan video tersebut.
"Sejak kapan dia menjadi juri untuk standarisasi kejujuran? aku akan report, konten tidak bermutu plus berpotensi merusak cara pandang publik," tulis akun @faridmohmdMF.
"Social Experiment yang dilakukan tanpa kredibilitas dan demi popularitas belaka itu sama sekali nggak etis," tulis @pipis.
Minta Maaf
Pasca videonya viral, Richard pun meminta maaf melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTubenya pada Rabu (15/6/2023).
Richard mengakui bahwa konten yang diunggahnya telah menyudutkan masyarakat NTT secara keseluruhan dan pemilik warung yang bernama Arman.