TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo mengajak para pendukungnya untuk mengerjakan strategi nano-targeting dengan basis kegiatan turun langsung ke bawah, bertemu langsung rakyat.
Hal itu disampaikan Ganjar saat acara konsolidasi PDIP Nusa Tenggara Barat (NTB) di Lombok, Minggu (18/6/2023).
Ganjar pun menyontohkan, ketika ada masyarakat yang butuh pertolongan, maka kader partai harus sigap mengulurkan tangan untuk membantunya.
"Percaya nggak bapak ibu."
"Nengok (membesuk) orang sakit itu bisa menghasilkan suara, sederhana."
"Atau kondangan datang, itu desa banget. Dari dulu kita dorong," kata Ganjar.
Gubernur Jawa Tengah ini menuturkan, banyak peluang dan momentum emas yang dapat dimaksimalkan untuk merebut hati masyarakat.
Apalagi masyarakat Indonesia adalah orang yang religius dan memegang adat istiadat ketimuran yang penuh etika.
"Banyak momentum-momentum yang akan terjadi beberapa hari ini."
"Mengantar orang pergi haji, kemudian sebentar lagi Idul Adha. Banyak sebentar lagi, yang agak religius pendekatannya," ucap Ganjar.
Dia juga mengajak para pengurus ranting (desa) dan anak ranting (dusun) untuk membuat nano strategi, serta memetakan tokoh-tokoh dan bagaimana cara mendekati mereka.
"Nah kalau ini dilakukan ada komunitasnya, tokohnya, kemudian mereka dikasih bekal untuk itu. Ini sebagai nano target. Target yang lebih kecil. Yang PAC-nya di micro target. Tapi semua harus memetakan," kata Ganjar.
Dengan perhitungan ada 16 ribu TPS di NTB, Ganjar mengajak untuk melakukan kalkulasi target yang detail dan lebih kongkret, dan berbasis pada jumlah suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS)
"16 Ribu TPS (perkiraan jumlah TPS di NTB, red), satu TPS ada 300 orang. Mau menang berapa, 51 persen berarti berapa 150 lebih sedikit. Bisa tidak sekarang basis gerakannya berbasis TPS," jelasnya.