TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengaku menaruh perhatian besar pada anak-anak korban kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan sakit berat.
Risma mengatakan anak-anak masih memiliki masa depan yang panjang.
"Anak-anak ini masa depannya masih panjang. Kami ingin mereka kembali ke kehidupan sehari-hari seperti anak-anak seusia mereka pada umumnya," kata Risma melalui keterangan tertulis, Rabu (21/6/2023).
Kementerian Sosial melalui Sentra Galih Pakuan Bogor melakukan pendampingan psikososial terhadap KS (13) dan NA (14), korban TPPO dan Muhammad Arifin (13), anak dengan thalasemia.
Pendampingan psikososial diharapkan memperkuat mental anak-anak yang merupakan salah satu bagian dari kelompok rentan.
"NA dan KS akan dibawa ke Sentra Galih Pakuan untuk direhabilitasi dan diberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, sementara Arifin harus terus transfusi darah," ucap Risma.
"Kami akan bantu aksesibilitas transportasinya supaya bisa berobat ke rumah sakit," tambah Risma.
Selain itu, Risma juga menyerahkan bantuan kebutuhan dasar, nutrisi, sembako dan kebersihan diri senilai Rp15.230.200, bantuan keperluan NA dan KS sebesar Rp10.000.000, dan bantuan kewirausahaan bagi keluarga NA sebesar Rp5.000.000.