TRIBUNNEWS.COM - Politisi senior PDIP, Panda Nababan menyebut ada lima pertanyaan yang harus dijawab oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri jika ingin 'berdamai.'
Awalnya, Panda menyebut sebenarnya Megawati ingin terwujudnya upaya damai dengan SBY.
Hal tersebut, katanya, dibuktikan dengan dirinya diutus oleh Megawati untuk menemui SBY.
Sebelum menemui SBY, Panda mengatakan Megawati meminta dirinya mencatat beberapa pertanyaan yang harus disampaikan kepada Presiden RI ke-6 tersebut.
"Saya terus terang termasuk yang berbahagia mendapat permintaan dari Ibu Mega, saya menghubungi SBY untuk satu rekonsiliasi dia biar baik."
"Waktu itu Bu Mega mengatakan kepada saya 'Panda, kau catat lima pertanyaanku kepada SBY'," katanya dalam program Satu Meja Kompas TV, Rabu (21/6/2023).
Baca juga: Saat SBY Diprotes Anak Buahnya karena Pajang Foto Moeldoko di Museumnya di Pacitan
Panda mengatakan pertanyaan pertama yang diajukan Mega adalah terkait pencapresan SBY pada Pilpres 2004.
"Dijawab dia (SBY), tidak (menjadi capres). Padahal Hamzah Haz, Yusril, segala macem ada saksi. Di kemudian hari, dia bantah, tidak ada itu," ujarnya.
Lalu, pertanyaan kedua apakah SBY merasa dimanusiakan saat menjabat sebagai Menkopolhukam di era pemerintahan Megawati.
Kemudian, Mega ingin bertanya terkait apakah ada pembuatan Partai Demokrat di Istana.
"Tidak dijawab juga (oleh SBY)," kata Panda.
Selanjutnya, Panda mengatakan terkait niat SBY menjadi cawapres dari Mega pada Pemilu 2004.
Ia mengungkapkan niat tersebut pernah diutarakan oleh SBY secara langsung kepada Mega.
"Dia ingin menjadi wapres dari Mega. Mega bilang tanya itu karena dia pernah tanyakan kepada saya," ujarnya.
Baca juga: Soal Wacana Pertemuan SBY-Megawati, PDIP: Biarkan Saja Bergulir Tak Perlu Direkayasa
Selama menanyakan hal tersebut, Panda mengatakan SBY justru hanya diam dan tidak menjawab.
"Dan kemudian, dia menerawang ke langit-langit. Saya bilang, 'Pak Susilo, ini ada pertanyaan ini gimana'. Dia hanya diam," tuturnya.
Panda pun kembali menegaskan bahwa Megawati sebenarnya ingin untuk berdamai dengan SBY.
Namun, Mega memberikan syarat agar SBY menjawab pertanyaannya dengan jujur.
"Saya pikir Ibu Mega pengen juga untuk ini (berdamai). Tapi harus juga mengakui apa yang sebenarnya itu lho. Kalau saya dekat dengan SBY, jawablah pertanyaan," katanya.
Sebelumnya, SBY mencuitkan melalu akun Twitter pribadinya bahwa memiliki mimpi untuk naik kereta api bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati.
Tak hanya itu, kebersamaan mereka itu juga disambut oleh Presiden RI ke-8.
Dia menarasikan Presiden RI ke-8 telah menunggu di Stasiun Gambir dan membelikan tiket kereta api bagi mereka.
"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY dalam cuitan di akun Twitter pribadinya, @SBYudhoyono, Senin (19/6/2023).
"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Krena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai," sambungnya.
Baca juga: PDIP Sambut Rencana Rekonsiliasi SBY-Megawati: Kami Membuka Seluas-luasnya
SBY menyebut, juga bermimpi bahwa antara dirinya, Jokowi, dan Megawati turut menyapa rakyat bersama-sama sembari menaiki kereta api Gajayana.
"Setelah itu, kami bertiga naik kereta api Gajayan yang siap berangkat ke tujuan. Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rayat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," katanya.
Setelah itu, SBY menginginkan pada saat sampai di Solo, Jokowi dan dirinya turun bersama.
Sementara Megawati melanjutkan perjalanan untuk berziarah ke makam ayahnya sekaligus Presiden RI ke-1, Soekarno.
"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)