"Apakah kebersamaan ini bisa dilihat sebagai kode keras dari Presiden mengenai siapa paling diharapkan dapat menjadi presiden selama lima tahun mendatang? Bisa saja hal itu demikian ditafsirkan," kata Bawono kepada Tribunnews.com, Kamis (22/6/2023).
Bawono melanjutkan, momen kebersamaan Presiden Jokowi dengan Prabowo juga bisa ditafsirkan sebagai sebatas relasi tugas antar pejabat negara.
Baca juga: Elite PDIP soal Mimpi SBY Bertemu Megawati dan Jokowi: Esensi Mimpinya itu Ganjar jadi Presiden
Kebersamaan keduanya juga terlihat dalam berbagai kunjungan kerja, seperti ke Papua dan Kalimantan Selatan beberapa bulan lalu.
Setelah itu, kebersamaan kedua tokoh saat melakukan penanaman Mangrove di Jakarta pada Senin, 15 Mei 2023 turut curi atensi publik.
"Diberbagai kesempatan kegiatan kenegaraan Presiden hampir selalu mengajak Prabowo notabene anak buah beliau di kabinet," tambah Bawono.
Peneliti dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia ini kemudian menyinggung perihal perbedaan kecenderungan politik Presiden Jokowi dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Diketahui sebelumnya, PDI-P telah mendapuk Gubernur Jawa Tengah sebagai calon presiden (cawapres) di Pilpres 2024 mendatang.
Bawono berpendapat, sebagai bagian dari kader PDI Perjuangan, Presiden Jokowi juga mengikuti keputusan partai dimana telah memutuskan untuk mengusung Ganjar Pranowo.
"Namun, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan didukung secara solid oleh tujuh partai politik pendukung pemerintahan, Presiden Jokowi juga memiliki kepentingan sendiri," urainya.