News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Biotron Masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik, Mentan Harap Jadi Solusi Mahalnya Harga Pupuk

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mentan Syahrul Yasin Limpo saat wawancara dengan Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di ruang AWR, Kementerian Pertanian, Selasa (27/6/2023).

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aplikasi inovasi Biotron (Biochar Three In One) yang dihasilkan Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Kalimantan Selatan berhasil masuk Top Finalis Inovasi Pelayanan Publik.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dengan berbagai kelebihan inovasi ini, diharapkan dapat membantu petani mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Syahrul mengatakan, saat ini tantangan pembangunan pertanian kian besar.

Selain, adanya perubahan iklim (climate change), juga terjadi degradasi lahan, sarana produksi terbatas, khusus pupuk kimia kian mahal, produksi juga tidak efisien dengan penurunan produktivitas lahan.

“Karena itu, sekarang ini kita tidak bisa lagi dengan cara lama, tapi harus sudah menggunakan cara baru dalam meningkatkan produksi pangan. Dengan jumlah penduduk kita mencapai 280 juta jiwa, hadirnya pertanian yang makin maju, makin modern dan mandiri akan sangat berarti. Karena penduduk Indonesia sangat besar,” kata Syahrul saat wawancara dengan Tim Panel Independen Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di ruang AWR, Kementerian Pertanian, Selasa (27/6/2023).

Karena itu, Syahrul menilai hadirnya Biotron menjadi salah satu pilihan dan mutlak dilakukan di tengah jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar dan pentingnya ketersediaan pangan, apalagi pangan dunia dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

"Climate change, degradasi lahan, dan El Nino ada depan mata kita. Dengan pendekatan scientific dan teknologi baru, mutlak harus kita lakukan untuk meningkatkan produksi pangan,” tegasnya.

Jika melihat pertumbuhan pertanian, Syahrul mengungkapkan, dalam tiga tahun ketika sektor lain dalam posisi merah, justru pertanian dalam posisi hijau (tumbuh positif).

"Jika selama ini ekspor kenaikan tidak sampai 15 persen, maka kini bisa mencapai 36,84 persen. Begitu juga nilai tukar petani yang dalam RPJM 2024 ditetapkan hanya 104 -106, tahun ini bisa mencapai angka 111-112. Pertanian masih menjadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.

Menurut Syahrul, hadirnya Biotron menjadi solusi di tengah kondisi harga pupuk yang mahal dan terbatasnya anggaran pemerintah untuk menyubsidi.

Seperti diketahui, dari total kebutuhan pupuk sebesar 24 juta ton, pemerintah hanya dapat mengalokasikan anggaran subsidi untuk sebanyak 9 juta ton.

“Biotron jadi bagian kita menghadirkan pupuk organik dan menjadi salah satu upaya kita meningkatan produksi pangan tanpa ketergantungan dengan pupuk kimia. Temuan atau inovasi lain akan kita dorong, seperti smart farming,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi menambahkan, Biotron merupakan perpaduan antara biochar plus pupuk organik dan agen hayati.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini