Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengaku merasa nyaman dan banyak belajar setelah menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Prabowo yang sebelumnya rival Jokowi dalam Pilpres 2019 tersebut mengatakan tidak butuh waktu lama untuk menyesuaikan diri di masa-masa awal ketika masuk ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
Hal tersebut disampaikannya saat wawancara dengan jurnalis Najwa Shihab dalam tayangan bertajuk Eksklusif: Prabowo Subianto Bicara|Mata Najwa yang diunggah pada Jumat (30/6/2023).
"Penyesuaiannya saya kira sebentar. Karena pendidikan di militer itu kan cukup membekas. Kita harus tepat waktu, kita harus disiplin, dan sebagainya. Jadi saya kira saya cepat menyesuaikan. Habis itu, maaf ya, saya itu merasa nyaman di pemerintahan Pak Joko Widodo," kata dia.
"Saya pernah punya banyak pimpinan. Ini saya bukan apa ya. Tapi benar saya rasakan. Saya kira anda tanya semua menteri ya. Beliau itu punya suatu kelebihan. Beliau tidak suka pidato panjang-panjang. Beliau tidak suka pengarahan yang lama. Singkat, jelas. Saya cocok dengan gaya itu," sambung dia.
Baca juga: Jadi Lawan di Pilpres 2024, Prabowo Bicara soal Anies Baswedan: Bagus Kalau Dia Menyiapkan Diri
Justru, lanjut dia, gaya berpidato atau cara memberikan pengarahan Jokowi tersebut membuatnya mengkoreksi diri.
Selain itu, ia juga bersyukur diberi kepercayaan Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan.
Dengan demikian, ia bisa menghadiri sidang-sidang kabinet dan bisa mengikuti tidak hanya bidang pertahanan melainkan juga bidang lain seperti ekonomi maupun pertanian.
Baca juga: Prabowo Subianto Bicara Pelanggaran HAM di Peristiwa 98, Akui Selalu Dicap Penculik
"Kedua, saya masuk di Kementerian Pertahanan saya melihat birokrasi kita, budaya-budaya yang belum begitu baik, ini koreksi diri kita sebagai bangsa. Jadi saya banyak belajar. Terus terang saja saya banyak belajar," kata dia.
Jawab Isu HAM
Dalam kesempatan tersebut pun, Prabowo Subianto menjawab pertanyaan terkait isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang kerap muncul menyangkut dirinya setiap proses Pemilu berlangsung.
Isu HAM tersebut adalah terkait keterlibatannya dalam Peristiwa 1998.
Menjawab hal tersebut, Prabowo Subianto mengakui selama empat kali mengikuti pemilu, isu HAM tersebut terus muncul.