TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komjen Pol Gatot Eddy mengucapkan permintaan maaf secara khusus kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
Hal itu lantaran dirinya banyak meminta izin selama bertugas di Korps Bhayangkara.
Permintaan maaf itu disampaikan Komjen Gatot dalam acara perpisahan atau pengantar purna tugas yang digelar di PTIK Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan, Senin (3/7/2023).
Menurut Gatot, Jenderal Listyo Sigit tidak pernah menolak ketika dirinya meminta izin selama bertugas. Padahal, hal itu membuat kinerjanya menjadi kurang maksimal.
"Kepada Bapak Kapolri saya minta maaf saya sadar tidak optimal Pak. Bapak tidak pernah menolak ketika saya minta izin dan saya tidak akan lupakan itu Bapak dan seluruh institusi," kata Komjen Gatot di PTIK Lemdiklat Polri, Jakarta Selatan.
Baca juga: Kapolri Mengaku Hatinya Seperti Nano-nano Seusai Komjen Gatot Eddy Purna Tugas
Di sisi lain, Gatot pun meminta maaf kepada Kapolri dan seluruh jajaran jika selama 35 tahun bertugas banyak melakukan kesalahan.
"Mungkin selama saya 35 tahun bertugas ada hal-hal yang tidak pas baik kata tingkah laku dan sebagainya, pada kesempatan baik ini saya atas nama pribadi dan anak-anak, saya mohon maaf sebesarnya kepada Kapolri dan jajaran," ujarnya.
Lebih lanjut, Gatot meminta doa kepada Kapolri dan jajaran untuk bisa kembali ke masyarakat.
Meski tidak lagi bertugas di Polri, dirinya bakal tetap menjaga nama baik Korps Bhayangkara.
"Saya mohon doa kepada Bapak Kapolri dan ibu dan seluruh jajaran Polri, kami akan kembali ke masyarakat di masyarakat kami akan terus berinteraksi dan kami akan tetap menjaga nama baik dan marwah Polri untuk saat ini dan ke depan," jelasnya.
"Saya bersama anak-anak saya ingin sampaikan terima kasih. Senja itu mengajari untuk menerima segala perpisahan meski itu berat namun aku yakin esok hari akan ada hari yang lebih indah," sambung dia.
Momen haru juga terlihat saat acara perpisahan Komjen Gatot Eddy dari institusi Polri.
Bukan tanpa sebab, Eks Wakil Kapolri itu menahan tangis lantaran teringat almarhumah istrinya yang baru saja meninggal dunia.
Diketahui, istri Komjen Gatot Eddy Pramono, Wido Astutik Gatot Eddy meninggal dunia karena sakit pada 7 April 2023 lalu. Meninggalnya Widi pun meninggalkan kesedihan yang mendalam Komjen Gatot Eddy.
Nada Komjen Gatot pun bergetar sesaat mewakili sang istri meminta maaf kepada Bhayangkari di seluruh Indonesia dalam acara perpisahannya dari institusi Polri.
Khususnya, jika istrinya memiliki kesalahan ataupun kekeliruan selama menjadi ibu Bhayangkari.
"Saya atas nama almarhumah istri saya, saya mohon maaf kepada ibu ketua..... Dan seluruh ibu Bhayangkari khususnya kalau ada perbuatan perkataan tingkah laku dari istri saya yang keliru baik itu yang disengaja maupun tidak disengaja," kata Komjen Gatot.
Gatot mengingat bahwa dirinya dan sang istri telah berusaha maksimal untuk mengabdi secara serius kepada institusi Polri. Pasalnya berkat Polri, Ia bisa membesarkan keempat anaknya.
Dalam kegiatan itu, Komjen Gatot Eddy memang membawa keempat anaknya turut naik ke atas panggung.
Komjen Gatot dan keempat anaknya juga sempat menyanyikan sejumlah lagu di hadapan Kapolri dan seluruh pejabat utama Mabes Polri.
"Bagaimana pun darah saya dan darah anak-anak saya sampai bisa begini karena Polri. Saya akan tetap menjaga Polri sampai kapan pun dan suatu kebanggaan bagi saya bisa berdinas 35 tahun," ungkapnya.
Gatot meminta doa kepada Kapolri dan jajaran untuk bisa kembali ke masyarakat. Meski tidak lagi bertugas di Polri, dirinya bakal tetap menjaga nama baik Korps Bhayangkara.
"Saya bersama anak-anak saya ingin sampaikan terima kasih. Senja itu mengajari untuk menerima segala perpisahan meski itu berat namun aku yakin esok hari akan ada hari yang lebih indah," sambung dia.
Campur Aduk
Kapolri Jenderal Polisi Jenderal Listyo Sigit mengaku hatinya kini terasa seperti 'nano-nano' setelah Komjen Gatot Eddy purna tugas dari institusi Polri. Ucapan tersebut disampaikan saat acara perpisahan Komjen Gatot Eddy.
Diketahui, Komjen Gatot Eddy yang juga mantan Wakapolri telah memasuki masa pensiun. Dia pun telah resmi digantikan oleh Komjen Agus Andrianto yang sebelumnya menjabat Kabareskrim Polri.
"Hari ini tuh kalau bahasa gaul jadi nano-nano ada sedihnya tapi semua jadi satu, tapi itulah kita yang sekarang," kata Sigit.
Sigit mengungkap memang banyak kenangan dan prestasi yang diukir oleh Komjen Gatot. Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Komjen Agus yang menjadi penerusnya sebagai Wakapolri.
"Tentunya kita semua harus solid dari atas sampai dengan bawah untuk mencapai apa yang jadi harapan publik dan bapak Presiden. Tentunya dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih Pak Gatot banyak catatan yang beliau," ungkap Sigit.
Sigit pun mengingat bahwa dia dan Komjen Gatot berhasil melewati masa-masa sulit saat seluruh dunia di terpa pandemi Covid-19.
Tugas tersebut menjadi kenangan terbesarnya bersama Komjen Gatot.
"Selama bersama saya banyak kenangan, tapi paling enggak kita menjalankan situasi sulit pada covid waktu itu. Beliau tiap harii ngabsenin rekan-rekan Kapolda dan jajaran yang namanya penanganan covid 3T sampai dengan vaksin itu jadi pekerjaan baru kita," jelasnya.
Lebih lanjut, kata Sigit, keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 itu membuat kepercayaan publik kepada Polri semakin tinggi.
Bukan tanpa sebab, Komjen Gatot Eddy terkenal detail dalam bertugas.
"Beliau betul-betul membantu arah mengawal Polri yang presisi. Beliau sangat detail. Kita tahu betul saat beliau lakukan anev, jangan sampai bohong karena akan dikejar. Beliau suka dirangking. Sehingga kemudian terpacu sampai gimana ada kompetisi yang sehat, terima kasih Pak Gatot," ujarnya.
Tak hanya itu, Sigit menambahkan Komjen Gatot Eddy juga turut mengawal event internasional hingga KTT Asean G20.
Dia pun mengingat betul koleganya itu selalu mengecek satu per satu kesiapan pelaksanaan.
Sigit menuturkan bahwa hal yang sama ketika Polri mengalami berbagai turbulensi.
Khususnya dalam meracik program hingga menjaga soliditas internal Polri dari atas hingga ke bawah.
"Beliau tentunya salah satunya aset kita, tidak banyak profesor tentunya kontribusi beliau sangat tinggi. Tidak mungkin berhenti sampai di sini. Kita pernah bersama-sama lewati masa sulit, di saat itu kemudian kita mengambil keputusan, untuk samakan visi, presepsi dan langkah," jelasnya.
Di sisi lain, kata Sigit, keberhasilan itu membuat tingkat kepercayaan publik kepada Polri semakin meningkat.
Menurut Survei Indikator Politik, Polri memiliki tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
"Alhamdulillah membuahkan hasil, dari survei di bulan April antara bulan April Mei Juni kita di atas 70. Dari indikator itu kita nilainya diangka 76. Inilah kerja keras teman-teman semua," pungkasnya. (Tribun Network/igm/wly)