News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

PDIP Heran Anies Baswedan Pilih GBK Jadi Lokasi Pidato Kebangsaan Bukan JIS yang Sering Dibanggakan

Penulis: Reza Deni
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dok./ Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan di Nasdem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023) malam.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP), Anies Baswedan, akan menyampaikan pidato kebangsaan di hadapan ribuan kader Partai NasDem yang hadir di stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Minggu 16 Juli 2024.

Pidato kebangsaan Anies ini akan disampaikan pada acara konsolidasi Partai NasDem untuk  persiapan menjelang Pemilu 2024 di tempat tersebut.

Soal pemilihan lokasi pidato kebangsaan Anies ini mendapat sorotan dari PDIP.

Pasalnya, Anies akan berpidato di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada 16 Juli mendatang, bukan di Jakarta International Stadium (JIS) yang dikenal sebagai legacynya.

Baca juga: Rumput Stadion JIS Disebut Tak Sesuai Standar, Jubir Anies: Ada Baiknya Penilaian Dilakukan FIFA

Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, Anies menganggap JIS masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.

"Walaupun karya dia, mungkin Pak Anies menyadari bahwa karya yang dia bangga-banggakan masih banyak kendala yang disempurnakan. Maka daripada menimbulkan persoalan, Pak Anies mengambil sikap yang lebih tegas menggunakan GBK itu," kata Gembong kepada wartawan, Rabu (5/7/2023)).

Meski demikian, Gembong menyebut pemilihan lokasi tersebut merupakan wewenang penuh dari Anies.

"Yang bisa menetapkan mana lokasi kan Pak Anies sendiri. Dari lokasi itu kan tentunya Pak Anies akan memilih mana yang paling strategis untuk dia menyampaikan pidato kan gitu," tambah Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta itu.

Senada dengan Gembong, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengaku heran dengan pemilihan tempat tersebut.

Gilbert menilai, keamanan JIS masih belum memadai untuk menyelenggarakan acara tersebut.

"Buat saya juga aneh, kenapa dia tidak memunculkan yang menurut dia mahakarya tapi tidak mau digunakan FIFA karena kualitasnya. Sangat mungkin karena masalah safety dan jadi sangat memalukan," kata Gilbert.

Diberitakan sebelumnya, Partai NasDem akan menggelar konsolidasi persiapan menjelang Pemilu 2024, pada Minggu 16 Juli 2024 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh akan langsung memberikan arahan.

Ketua DPP Partai NasDem Sugeng Suparwoto mengatakan, Bacapres Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP) Anies Baswedan akan menyampaikan pidato kebangsaan di hadapan seluruh kader Partai NasDem yang hadir di GBK.

"Kegiatannya adalah menunggu arahan baru Pak Ketua Umum dalam hal ini Pak Surya. Ada juga pidato dari Anies sebagai capres," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/7/2023).

Sudirman Said Kritik Pemerintah

Kontroversi seputar renovasi Jakarta International Stadium (JIS) oleh pemerintah pusat menjelang Piala Dunia U17 terus bergulir.

Banyak pro dan kontra yang muncul di masyarakat dan polemik ini dihubungkan dengan isu penjegalan Anies Baswedan sebagai kandidat calon presiden.

Kemudian timbul pertanyaan di masyarakat seolah pemerintah sulit mengakui Stadion JIS yang dibangun semasa Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Menanggapi hal tersebut, Juru bicara Anies Baswedan, Sudirman Said buka suara.

Menurutnya pertanyaan mengapa pemerintah sulit sekali mengakui stadion JIS, menyeruak di tengah publik.

“Kok pemerintah pusat seperti terus mencari-cari kekurangan? Masyarakat pasti memiliki pertanyaan yang sama, apa salahnya mengakui ada karya anak bangsa yang bermutu tinggi?” kata Sudirman Said dalam keterangannya Rabu (5/7/2023).

Padahal, menurutnya banyak lembaga internasional, lembaga profesi dan pesepakbola internasional yang memberikan apresiasi pada kualitas stadion JIS.

Mantan menteri ESDM ini tidak menampik jika kemudian terbentuk pandangan di masyarakat bahwa polemik ini bernuansa politis karena dibangun di era Anies menjadi Gubernur Jakarta.

“Persepsi demikian mau tidak mau terbentuk, karena sudah didahului dengan berbagai peristiwa yang sejenis. Seperti yang terjadi pada Formula E semasa Anies, yang dipersulit, dikritik dan tidak diberi dukungan sponsor. Namun begitu Anies selesai (menjabat), menjadi program yang diminati banyak pihak dan banjir sponsor,” katanya.

Penulis: Reza/Rahmat

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini