Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahmi Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengungkap strategi pemerintah dalam meningkatkan percepatan penurunan angka stunting agar sesuai dengan target yang telah ditetapkan pada tahun 2024 mendatang.
Seperti diketahui angka prevelensi stunting di Indonesia saat ini berada di angka 21,6 persen yang dimana hal itu belum mencapai target yang ditetapkan yakni 14 persen pada tahun 2024.
Menyikapi hal ini, Maruf Amin menekankan bahwa perlu adanya intervensi yang mesti dilakukan oleh semua pihak guna mencapai target yang telah ditetapkan oleh pihaknya tersebut.
"Dan melakukan gerakan yang melibatkan semua pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, kabupaten kemudian juga swasta untuk ikut bergerak," ujar Maruf Amin di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).
Meski sempat menginjak angka 28 persen pada tahun-tahun sebelumnya, kini dirinya meyakini bahwa angka penurunan stunting itu bisa terus dilakukan seiring semakin matangnya tahap konsolidasi antar semua pihak.
Baca juga: Tekan Prevalensi Stunting, Charles Honoris dan BKKBN Sosialisasi Pencegahan Stunting
"Dan tahun ini telah terkonsolidasi dengan baik maka dari itu kita berkeyakinan bisa (menurunkan angka stunting)," jelasnya.
Sebut Keluarga Dianggap Jadi Elemen Penting Cegah Stunting
Sebelumnya diberitakan, merujuk data statistik Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2020 tercatat lebih dari 149 juta atau 22 persen populasi bayi di seluruh dunia mengalami stunting.
Jumlah tersebut dijelaskan Ma'ruf dimana sebanyak 6,3 juta merupakan bayi Indonesia yang mengalami stunting.
Baca juga: Berhasil Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan, Pemkot Surabaya Raih Penghargaan MKK dari BKKBN
"Menurut Unicef stunting disebabkan anak kekurangan gizi dalam dua tahun usianya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan dan sanitasi yang buruk," jelas Ma'ruf Amin.
Adapun saat ini tingkat prevelensi atau percepatan pengurangan stunting telah berada di angka 21,6 persen dengan target 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Oleh sebabnya dijelaskan wapres, guna mencapai target tersebut perlu adanya kerja sama dari semua pihak terutama dimulau dari elemen paling kecil yakni keluarga.
"Keluarga mesti memiliki kesadaran untuk memprioritaskan pemenuhan asupan gizi dan pengasuhan anak secara layak, termasuk menjaga kebersihan tempat tinggal dan lingkungan,” jelasnya.
Terkait persoalan stunting tersebut, Ma'ruf menuturkan bahwa hal itu bukan hanya menyoal gangguan tinggi badan pada anak akan tetapi bisa berdampak pada penyakit kronis lainnya.
Selain itu stunting juga bisa berdampak pada terhambatnya kecerdasan anak seiring perkembangan dimasa mendatang.
"Anak stunting memiliki badan dan otak yang stunting. Anak stunting memiliki kehidupan yang stunting pula,” pungkasnya.