TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Garuda menilai langkah pemerintah tepat membayar tebusan Rp 5 Milliar demi membebaskan Pilot Susi Air, Phlip Mark Mehrtens yang disandera KKB.
Demikian dikatakan Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi dalam keterangan tertulis, Minggu (9/7/2023).
"Walaupun terlihat mengalah, tapi ini satu-satunya celah untuk membebaskan warga asing tersebut," kata Teddy.
Teddy menuturkan ada pihak yang menilai cara ini akan menjadi preseden buruk, ke depan KKB akan gunakan cara yang sama untuk menekan Pemerintah.
"Tentu saja itu bisa terjadi, maka dari itu, selepas ini, tidak perlu lagi ada program negosiasi tapi program menghabisi," imbuhnya.
Teddy mengungkapkan urusan KKB harus disamakan dengan gerakan pemberontakan lainnya yang pernah terjadi di Indonesia.
Ia mengingatkan kebanyakan diselesaikan dengan kekerasan.
Apalagi, KKB sudah cukup lama dibiarkan karena dihantui oleh HAM.
Kedepan, kata Teddy, harus diselesaikan dengan cara kekerasan.
"Tidak perlu negosiasi tapi habisi. Urusan HAM urusan nomer sekian. Mundur selangkah tidak apa, tapi setelah itu maju untuk meluluhlantakkan mereka," tegas Teddy.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, pemerintah terus melakukan upaya untuk melakukan pembebasan Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens.
Jokowi mengaku, negara tak tinggal diam terhadap penyanderaan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua terhadap pilot berkebangsaan Selandia Baru itu.
Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi setelah menghadiri Papua Street Carnival, di Jayapura Papua, pada Jumat, (7/7/2023).
"Kita ini jangan dilihat diam loh ya," kata Jokowi, dikutip dari youTube Kompas TV.
Baca juga: Rencana Pembebasan Pilot Susi Air, Syarief Hasan: Negara Tak Boleh Kalah dari Kriminalis
"Kita ini sudah berupaya dengan amat sangat tetapi tidak bisa kita buka apa yang sudah kita upayakan, apa yang sudah kita kerjakan di lapangan," lanjutnya.
Jokowi mengungkapkan, pihaknya telah menggelar rapat di Papua untuk membahas permasalahan pilot Susi Air tersebut pada Kamis (6/7/2023) malam.
Meski demikian Jokowi mengaku tak bisa membeberkan hasil dari rapat tersebut.
Jokowi hanya menegaskam, pemerintah terus melakukan segala upaya agar Pilot Susi Air bisa dibebaskan dengan selamat.
"Tadi malam pun kita sudah rapat juga, nggak bisa sampaikan isinya apa dan upayanya apa," kata Jokowi.
Diketahui, Philip Mark Mehrtens disandera oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari lalu.
Kapten Philip disandera sesaat setelah sang kapten pilot mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro.
Egianus Kogoya dan kelompoknya juga membakar pesawat yang dikemudikan Mehrtens.
Sudah hampir 5 bulan lamanya pemerintah belum berhasil membebaskan Pilot Susi Air itu.
Sejumlah upaya telah dilakukan pemerintah untuk bernegosiasi untuk pembebasan Kapten Philips.
Terbaru, KKB pun sempat mengancam akan menembak mati Mehrtens.
Kemudian KKB Papua saat ini berakhir dengan rencana pemenuhan uang tebusan sebesar Rp 5 miliar agar KKB membebaskan pilot asal Selandia Baru itu.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, mengatakan pihaknya masih bernegosiasi terkait uang tebusan yang diminta KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Benny mengatakan, uang tebusan itu sudah disiapkan oleh pemerintah daerah (pemda) setempat sejak awal Egianus Kogoya mengajukan tuntutan.
"Terkait hal tersebut, Pemda sudah menyiapkan untuk pembayaran uang tebusan."
"Itu sebetulnya sudah disiapkan sejak awal pada saat adanya tuntutan dari kelompok Egianus Kogoya ini," ungkap Benny dalam program Sapa Indonesia Malam KompasTV, Jumat (30/6/2023).
Baca juga: Profil Edison Gwijangge, Pj Bupati Nduga Dipercaya Panglima TNI jadi Negosiator, Demi Pilot Susi Air
"Waktu itu (minta uang tebusan) sebesar Rp5 miliar. Namun, itu semuanya dalam proses negosiasi, berapa yang akan bisa disanggupi," lanjutnya.