Ia menyebut pihak yang menilai seperti itu adalah kampungan.
"Itu dilihat jangan drama-drama saja tadi ditangkap. Kalau kurang jumlahnya ditangkap berarti nggak sukses. Saya sangat tidak setuju, kampungan itu, menurut saya itu ndeso," katanya.
Alhasil, Luhut meminta agar kinerja KPK tidak hanya dilihat dari jumlah koruptor yang ditangkap.
Menurutnya, penangkapan berkurang akan menghemat keuangan negara.
Baca juga: Luhut Sebut KPK Sudah Banyak Bekerja Lakukan Pencegahan Korupsi: Jangan Hanya Lihat Penindakan Saja
Sehingga, hal ini menjadi wujud bahwa KPK menjadi lembaga anti rasuah yang sukses.
"Pemikiran modern makin kecil yang ditangkap, tapi makin banyak penghematan, itu yang sukses," jelasnya.
Selain itu, Luhut tidak setuju jika Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia turun gegara KPK sedikit menangkap koruptor.
"Ya itu yang menurut saya tidak benar. Perkara penindakan turun karena sistemnya semakin bagus, tidak bisa korupsi dan tidak bisa mencuri. Kan bagus, penghematan," tegasnya.
Meski demikian, dirinya bukan orang yang anti dengan penindakan korupsi.
Namun, ia ingin agar KPK lebih memfokuskan dan memperkuat di bidang pencegahan seperti digitalisasi e-katalog.
"Jadi sekarang dengan digitalisasi ini KPK membantu kami dalam membuat digitalisasi untuk tadi e-katalog. Juga kemudian membantu dalam national single windows dan juga tadi mengenai ekosistem mengenai pemerintah berbasis elektronik."
"Ini semua kerjaan dalam pencegahan dan itu menghemat ratusan triliun dan itu meningkatkan pajak," tegasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)