Lu Kang Dubes Tiongkok menyampaikan mengenai jumlah penduduk muslim di Tiongkok dan aktifitas masyarakat muslim disana yang sama dengan di Indonesia.
"Di Tiongkok ada lebih dari 20 juta Muslim, diantaranya lebih dari 13 juta muslim tinggal di Xinjiang. Mereka hidup dari berbagai suku di Tiongkok. Mereka sama seperti Muslim di Indonesia, baru-baru merayakan Idul Adha dan sekarang merayakan tahun baru Islam. Pada bulan lalu, Muslim di Tiongkok termasuk di Xinjiang ke Mekkah dan berkelompok berangkat ibadah haji," katanya.
Lu Kang juga bercerita tentang Xinjiang yang begitu beragama dan memiliki kebudayaan leluhur yang unik.
"Di Xinjiang tempat tinggal multi etnis, multi Budaya, dan multi agama yang melahirkan dan melestarikan kebudayaan tradisional yang unik. Kami mengajak kita semua untuk menyaksikannya bersama," sambungnya.
Ustaz Othman Sihab menyampaikan pengalamannya saat ke Xinjiang dengan singkat. Menceritakan mengenai Islam masuk ke Tiongkok jauh lebih dahulu, sebelum ke Indonesia, juga tentang kawasan pendidikan yang santrinya mencapai ribuan orang.
Baca juga: Dalang Cilik Ngawi Bawakan Lakon Babat Alas Wanamarta di TMII saat Malam Satu Suro
"Bahwa sekitar tahun 651 M Islam dibawa ke Tiongkok. Dinasti Tang kemudian menghadiahkan Masjid di Kota Guangzhou pada saat itu. Terdapat manuskrip Arab disana. Islam deluan masuk di Tiongkok dibanding di Indonesia. Ada Kampus The Xinjiang Islamic Institute yang santrinya sekitar 5.000 orang," ujar lulusan Hukum Islam di Al-Azhar Mesir ini.
"Kami sempatkan untuk Salat Jumat, disana banyak masab Hanafi. Ada silaturahhim diantara kita dengan saudara-saudara di Tiongkok, terkhusus di Uighur," tambahnya.
Tausiah dari Habib Nabiel Al Musawa menceritakan tentang lingkungan memengaruhi pergaulan dan mengajak untuk meninggalkan hal-hal yang buruk.
"Lingkungan memengaruhi pergaulan, oleh itu penting untuk memilih teman yang baik. Makna Hijrah meninggalkan yang buruk. Momen Hijrah kita perbaiki diri, meninggalkan hal-hal yang buruk," kata Sesepuh Majelis Rasulullah SAW Pusat Indonesia ini.
Lebih lanjut, Wakil Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Pusat ini mengajak para hadirin untuk merenung tentang kebesaran Allah dan mendekatkan diri kepadaNya.
"Kita perlu sungguh-sungguh memahami kebesaran Allah dan kecilnya kita sebagai ciptaanNya. Agar mendekatkan kebaikan bagi Bangsa dan negara kita," tuturnya.