TRIBUNNEWS.COM - Sejarah Puasa Tasua dan Asyura yang dikerjakan pada 9 dan 10 Muharram.
Memasuki bulan Muharram, umat Islam dianjurkan untuk menjalan Puasa Tasua dan Asyura.
Pada bulan Muharram ini, Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umat Islam tentang amalan-amalan sunnah yang dianjurkan, yakni Puasa Tasua dan Asyura.
Berdasarkan penetapan 1 Muharram 1445 Hijriah, Puasa Tasua dan Asyura dapat dikerjakan pada tanggal 27 Juli 2023 dan 28 Juli 2023.
Lantas, bagaimana awal mula atau sejarah Puasa Tasua dan Asyura?
Simak penjelasan tentang sejarah Puasa Tasua dan Asyura, yang Tribunnews kutip dari beberapa sumber, berikut ini.
Baca juga: Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura di Bulan Muharram 1445 Hijriah, Simak Juga Bacaan Niatnya
Sejarah Puasa Tasua dan Asyura
Dilansir dari laman Dompet Dhuafa, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pernah berkeinginan, jika seandainya tahun depan beliau hidup, maka akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Namun, ternyata Rasulullah SAW wafat pada tahun tersebut.
Dari riwayat dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ia berkata:
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’
Rasulullah SAW bersabda: 'Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”
Mengutip Buku Pintar Panduan Lengkap Ibadah Muslimah tulisan Muhammad Syukron Maksum, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.
Orang Yahudi menganggap hari itu adalah hari baik saat Allah membebaskan Nabi Musa dan Bani Israil dari musuh mereka.