TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa hilangnya Menteri Luar Negeri China atau Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Qin Gang tidak akan dibahas dalam lawatannya bertemu Presiden China Xi Jinping.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi sebelum bertolak ke China di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis, (27/7/2023).
"Nggak ada. Itu urusan dalam negeri RRT. Tidak ada masalah dengan kita," kata Jokowi.
Lagi pula kata Presiden, pengganti Qin Gang adalah Direktur Komisi Pusat Kebijakan Luar Negeri Partai Komunis China, Wang Yi, yang juga memiliki hubungan baik dengan Indonesia.
"Dan karena yang mengganti adalah Menteri Luar Negeri yang lalu yaitu Wang Yi. Ya ini kan hubungan kita sudah lama dan sudah baik dengan beliau," katanya.
Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Qin Gang resmi dicopot dari jabatannya pada hari Selasa (25/07).
Ia lengser beberapa minggu setelah menghilang secara misterius dari pandangan publik. Situasi tersebut berhasil memicu spekulasi tentang nasib Qin.
Beijing mengatakan bahwa pendahulu Qin, Wang Yi, yang saat ini menjabat sebagai kepala komisi urusan luar negeri Partai Komunis Cina, akan mengambil alih posisi Menlu Cina yang ditinggalkan Qin.
Sejauh ini, hanya ada sedikit penjelasan resmi mengenai ketidakhadiran Qin. Pemecatannya kemungkinan besar menandai akhir dari karir politik salah satu tokoh paling terkemuka dalam diplomasi Tiongkok itu.
Qin Gang dicopot dari jabatannya oleh badan pembuat undang-undang utama pada Selasa (25/7/2023) setelah baru 207 hari menjabat.
Selama berminggu-minggu beredar spekulasi bahwa mantan Duta Besar China untuk Amerika Serikat dan orang kepercayaan Presiden Xi Jinping itu tak lagi disukai para petinggi Partai Komunis China.
Baca juga: Jokowi Bertolak Ke China Penuhi Undangan Presiden Xi Jinping
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China saat ditanya dalam konferensi pers meminta wartawan merujuk ke artikel kantor berita negara Xinhua, dan menolak memberi informasi lebih lanjut.
"Xinhua sudah menerbitkan informasi. Anda bisa merujuk ke situ," kata Mao, dikutip dari kantor berita AFP.