Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, menyatakan tewasnya Bripda Ignatius karena adanya kelalaian dari anggota Polri lainnya.
Kombes Aswin Siregar juga mengatakan demikian, bahwa Bripda Ignatius tewas bukan karena penembakan, melainkan kelalaian dua rekannya sesama polisi yakni Bripka IG dan Bripda IMS.
Ia juga membantah ada pertengkaran antara terduga pelaku dengan Bripda Ignatius.
"Tidak benar ada penembakan. Tidak ada (pertengkaran)," kata Aswin, Rabu (27/7/2023).
Ayah Bripda Ignatius Duga Ada Cekcok sebelum Kejadian
Y Pandi, Ayah Bripda Ignatius, mengatakan, pemicu anaknya tewas diduga lantaran ada cekcok dengan senior.
Pandi mengatakan, saat itu ada tiga senior yang datang menemui Bripda Ignatius.
"Penyidik dari Densus 88 mereka mengatakan bahwa awalnya anak saya ini didatangi oleh seniornya itu tadi, dari keterangan tim penyidik itu sebenarnya didatangi tiga orang tapi saya nggak tau kenapa jadi dua orang (tersangka)," kata Pandi, dikutip dari youTube KompasTV, Jumat (28/7/2023).
Ketiga senior Bripda Iganatius di Densus 88 tersebut, kata Pandi, diduga dalam keadaan mabuk.
"Yang jelas pada saat kejadian itu, mereka tiga ini dalam kondisi mabuk," ujar Pandi.
Pandi mengatakan, tiga senior Bripda Ignatius di Densus 88 tersebut diduga menawarkan putranya untuk ikut dalam bisnis senjata api (senpi).
Namun, Pandi mengatakan, anaknya diduga baru ditawari dan tidak terlibat dalam bisnis ilegal itu.
Bripda Ignatius, kata Pandi, menolak ajakan seniornya tersebut.
Bermula dari tawaran yang ditolak tersebut, diduga terjadilah cekcok yang mengakibatkan Bripda Ignatius tertembak.