News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Nessya Ayudhia Alwanni Jadi Anggota Paskibraka Nasional Wakil DIY, Sempat Diremehkan Keluarga 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nessya Ayudhia Alwanni, siswi di SMAN 8 Yogyakarta membuktikan diri bahwa dirinya bisa lolos menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) perwakilan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (30/7/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Nessya Ayudhia Alwanni membuktikan diri bahwa dirinya bisa lolos menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) perwakilan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Siswi di SMAN 8 Yogyakarta ini memulai perjuangan dengan mengikuti seleksi di tingkat sekolah hingga akhirnya bisa tembus menjadi Paskibraka mewakili DIY di tingkat nasional.

"Jadi setiap sekolah mengirimkan 6 pasang untuk dilatih di tingkat kota," kata Nessya kepada Tribunnews saat ditemui di Perpustakaan Nasional Jakarta, Minggu (30/7/2023).

Dirinya maupun keluarga sama sekali tidak pernah berpikir menjadi Paskibraka, karena merasa hanya akan fokus di bidang akademik saja. 

Akan tetapi karena adanya dukungan, motivasi dan ada kakak kelas masuk di Paskibraka Nasional, ia pun termotivasi untuk mencoba.

Baca juga: Achad Rasya, Anggota Paskibraka Nasional 2023 yang Awalnya Minder Hingga Orang Tua Sujud Syukur

Walupun semula orang tuanya tidak terlalu yakin, namun keduanya tetap mendorong Nessya untuk mencoba.

"Orang tua saya juga berpikir tinggi saya juga cukup, dan fisik saya juga mampu jadi saya mencoba untuk mendaftar," kata Nessya.

"Respon keluarga saya saat itu sempat meremehkan, 'Emang kamu bisa, nanti panas-panas'. Sampai disini saya malah tidak menyangka Paskibraka ini tidak hanya tentang baris berbaris, ternyata juga ada kesenangan, dimana kita diperhatikan secara detail kehidupan sehari-hari kita sehingga Desa Bahagia merupakan rumah kedua saya setelah rumah saya sesungguhnya," kata Nessya.

Desa Bahagia merupakan lokasi karantina dimana para Paskibraka digembleng.

Sesuai dengan namanya, Nessya merasa sangat diperhatikan di Desa Bahagia selama menjalani masa karantina yang berat.

Nessya mengatakan memang ada perbedaan dalam seleksi Paskibraka Nasional pada tahun ini.

Paskibraka sekarang ini berada di bawah naungan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Para Paskibraka diwajibkan untuk mendaftar secara online, dan bakal Paskibraka yang gugur ditingkat Kabupaten/Kota dan provinsi bisa kembali berkesempatan untuk menjadi Paskibraka Nasional.

"Dengan adanya aplikasi BPIP ini ada tahapan yang cukup kompleks dan membuat kami termotivasi. Kami merasa adanya rasa jujur adil, dan transparan," ujarnya.

Ghania Salma, siswi SMAN 8 Yogyakarta yang saat ini duduk dibangku kelas 12 menjadi salah satu motivasi bagi Nessya untuk menjadi Paskibraka Nasional.

"Dia bertugas tahun 2022 sebagai cadangan baki di penurunan. Saya termotivasi karena dia," ujarnya.

Nessya juga berpesan kepada bakal calon Paskibraka yang belum bisa lolos di tingkat yang diimpikan agar tidak berkecil hati.

Sebab menurutnya menjadi Paskibraka, baik di tingkat sekolah, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota tidak mengurangi esensi dari tugas seorang Paskibra, yakni mengibarkan Sang Saka Merah Putih.

Ia mengatakan Paskibra saat ini berada di bawah naungan BPIP, dimana memiliki kesempatan untuk menjadi Duta Pancasila.

"Jadi untuk teman-teman saya yang belum lolos di tingkat nasional, ini bukan hal yang gagal. Menjadi Paskibraka di tingkat kota/ kabupaten, provinsi itu merupakan hal yang membanggakan. Jadi buat teman-teman yang belum lolos di tingkat yang diinginkan tetap semangat, karena semua Paskibraka yang bertugas dimana pun tetap sama, hanya berbeda tempat Pengibaran Bendera saja," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini