News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Daerah Ini Diprediksi Alami Kemarau Ekstrem Dampak El Nino

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi kekeringan. BMKG memaparkan sejumlah daerah yang mengalami musim kemarau ekstrem akibat fenomena El Nino. Di antaranya Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) memaparkan sejumlah daerah yang mengalami musim kemarau ekstrem akibat fenomena El Nino.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab, mengatakan, sejumlah daerah diprediksi akan mengalami curah hujan sangat rendah.

Seperti sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan, Tengah, dan Tenggara.

Bahkan, kini di Bali, NTB, dan NTT sudah masuk dalam krisis.

"Karena dalam catatan kami sudah 60 hari tidak turun hujan,” sebut dia dalam kegiatan FMB, Senin (31/7/2023).

BMKG memprediksi bahwa musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.

Baca juga: Mitigasi El Nino, Bapanas Pastikan Cadangan Pangan Cukup hingga Akhir Tahun

"Musim kemarau ekstrem ini yang dipicu oleh fenomena El Nino. Sejarah mencatat bahwa intensitas El Nino pernah kuat pada tahun 2015 dan lemah pada tahun 2019," tutur Fahcri.

Adapun El Nino akan mencapai puncaknya pada bulan Agustus dan September.

Saat ini, sekitar 63 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau dan terdampak El Nino.

Karena itu, pengelolaan air tanah dalam menghadapi El Nino sangat penting.

Baca juga: Antisipasi El Nino, Jokowi Instruksikan Kepala Daerah dan BUMN Gelar Pasar Murah

Selain berkurangnya curah hujan, El Nino juga membawa dampak lain seperti perbedaan suhu di siang dan malam hari yang ekstrem, terutama di dataran tinggi.

Karena itu, masyarakat di lingkungan perkotaan juga perlu mewaspadai suhu tinggi yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat.

“Hemat air dan perhatikan kualitas udara menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak suhu ekstrem,” ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini