TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Sodetan kali Ciliwung untuk mengurangi banjir di Ibu Kota Jakarta.
Jokowi mengatakan pembangunan Sodetan Ciliwung tersebut sudah dilakukan bertahun-tahun.
"Urusan Sodetan Ciliwung ini sudah bertahun-tahun, sudah hampir 11 tahun, dan hari ini alhamdulillah selesai," kata Jokowi, saat meresmikan Sodetan Ciliwung, Senin (31/7/2023).
Proyek pembangunan Sodetan Ciliwung mulai dilakukan pada 2013 silam.
Dua tahun kemudian, proyek penangkal banjir tersebut sempat tertunda karena terbentur masalah pembebasan lahan.
Proyek tidak dilanjutkan setelah pergantian kepemimpinan di DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Namun kemudian pada 2021 proyek dengan anggaran Rp 1,2 triliun tersebut kembali dilanjutkan dan akhirnya rampung.
Dengan adanya Sodetan Ciliwung, Jokowi berharap bisa mengatasi banjir yang ada di 6 kelurahan.
Penanganan banjir telah dilakukan dari hulu sampai hilir, di antaranya dengan membangun bendungan Ciawi-Sukamahi di Bogor, Jawa Barat.
Namun menurut Presiden upaya yang telah dilakukan baru bisa mengatasi persoalan banjir ibu kota sebesar 62 persen saja.
"Artinya masih ada PR 38 persen, ini yang harus dikerjakan bersama sama KemenPUPR dan Pemprov DKI Jakarta," katanya.
Jokowi mengatakan penanganan banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Penanganan banjir harus dilakukan bersama-sama antara pemerintah pusat dengan daerah karena persoalannya yang sangat kompleks.
"Sekali lagi harus dikerjakan bersama sama kementerian PUPR dengan pemerintah provinsi DKI Jakarta, bersama sama. "
"Ini persoalan yang sangat kompleks dan tidak mudah. "
"Oleh sebab itu dengan selesainya Sodetan Ciliwung, kita harapkan mengurangi banjir Nakarta utamanya yang tadi saya sebutkan 6 kelurahan," katanya.(*)