TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung kembali buka suara soal kontroversi pernyataannya yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Rocky Gerung mengklarifikasi, jika dirinya tak memiliki dendam pribadiĀ kepada orang nomor satu di Indonesia itu.
Setelah menuai sorotan, Rocky Gerung kini ungkap kedekatannya dengan Jokowi yang selama ini terjalin.
Hal itu diungkap Rocky Gerung dalam jumpa pers yang ditayangkan kanal YouTube Kompas TV, Jumat (4/8/2023).
Baca juga: Rocky Gerung Tegaskan Tak Hina Jokowi sebagai Individu: Saya Tidak Punya Dendam dengan Pak Jokowi
Baca juga: Rocky Gerung Tantang Balik Jika Dituduh Lakukan Kekerasan Naratif: Kita Buktikan Nanti
Dalam kesempatan itu, Rocky kembali membantah menghina Jokowi dengan perkataan tak pantas.
"Saya tidak mengkritik atau menghina Jokowi sebagai individu, enggak ada urusan saya dengan Pak Jokowi," ujar Rocky.
"Karena itu saya kira Pak Jokowi juga mengerti, itu yang menyebabkan Pak Jokowi tidak mau melaporkan saya."
Meski tak dipolisikan Jokowi, Rocky telah dilaporkan relawan Indonesia Bersatu ke Polda Metro Jaya, Senin (31/7/2023) lalu.
Rocky menjelaskan, perkataan yang dilontarkannya pada acara buruh di Bekasi itu semata-mata hanya ditujukan untuk posisi presiden yang kini dijabat Jokowi.
"Kan Pak Jokowi mengerti bahwa yang saya ucapkan itu kritik terhadap kedudukan publik dia," ungkap Rocky.
"Jadi saya paham kemarahan sebagian pihak karena belum bisa membedakan mana kritik publik, mana dendam pribadi."
Baca juga: Rocky Gerung soal Moeldoko Mau Pasang Badan Bela Jokowi, Disebut seperti Preman
Rocky selama ini memang kerap melontarkan kritik ke pemerintahan Jokowi.
Meskipun begitu, ia mengaku memiliki hubungan baik dengan Jokowi dan keluarga.
"Saya tidak punya dendam apa-apa pada Pak Jokowi," ujar Rocky.
"Anak Pak Jokowi berteman sama saya, dia minta kritik saya kasih kritik."
Pria 64 tahun itu, lantas menceritakan saat Jokowi mengundangnya di acara pernikahan sang anak.
"Pak Jokowi mantu saya diundang, bahkan undangan VIP tapi saya enggak bisa datang," jelasnya.
"Jadi enggak ada soal di situ, sekarang pertanyaannya kenapa jadi soal?"
Rocky menduga, ada dalang di balik ramainya kasus dugaan penghinaan terhadap Jokowi yang kini menyeret namanya.
Ia pun menyinggung tahun politik yang semakin mendekat jelang Pilpres 2024.
Sebagai informasi, Rocky menuai kecaman setelah dianggap menghina Jokowi dalam orasinya di acara buruh.
Dalam orasinya, Rocky mengkritik lawatan Jokowi ke China belum lama ini.
Ia menduga, Jokowi tengah mencari sponsor untuk membantu proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Provinsi Kalimantan Timur.
Baca juga: Rocky Gerung Minta Maaf Timbulkan Perselisihan Publik Buntut Dugaan Hina Jokowi
Soal Moeldoko Pasang Badan untuk Jokowi
Dalam kesempatan itu, Rocky mencurigai adanya pengkondisian di publik lewat pernyataan Moeldoko yang menyebut akan pasang badan jika ada yang menghina Jokowi.
Pernyataan ini, kata Rocky, membuat Moeldoko justru seperti relawan Jokowi yang melaporkannya dan bukan layaknya pejabat publik.
"Kecurigaan saya ada pengkondisian di publik akhirnya secara metodologis, saya hubungkan dengan pernyataan Pak Moeldoko, dia marah juga itu."
"(Moeldoko mengatakan) 'saya akan pasang badan'. Tentu, jadi bertanya Pak Moeldoko ini relawan statusnya juga karena bahasanya sama. Padahal Pak Moeldoko ini pejabat publik yang mestinya dengan dingin dan mengatakan bahwa ada problem dan diselesaikan secara argumen atau hukum," jelasnya.
Rocky pun menilai, pernyataan Moeldoko itu justru membuatnya layaknya preman dan bukan pejabat publik.
Baca juga: Dilaporkan Soal Hina Jokowi, Rocky Gerung: Silahkan Laporkan tapi Jangan Halangi Ketemu Mahasiswa
Hal itu lantaran bahasa yang dipilih Moeldoko tidak mencerminkan seorang pejabat publik.
"Pasang badan itu artinya bukannya bahasa dasar dari seorang pejabat publik, kayak preman itu, mau pasang badan itu," tegasnya.
Rocky pun menjelaskan, pernyataannya bukan bermaksud untuk menyerang Jokowi sebagai pribadi tetapi sebagai pejabat publik yaitu Presiden.
Sehingga, ketika ada permasalahan terkait pernyataannya yang ditujukan kepada Jokowi, Rocky menilai publik telah gagal untuk memahami.
"Jadi kita gagal untuk membawa bangsa ini pada percakapan intelektual," tuturnya.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Yohanes Liestyo Poerwoto)